Kematian Mayjen Soleimani tidak menghentikan perlawanan terhadap terorisme

id Kematian Komandan Brigade Quds IRCG, Mayor Jenderal Qasem Soleimani,hari kematian

Kematian Mayjen Soleimani tidak menghentikan perlawanan terhadap terorisme

Warga mengamati spanduk dalam peringatan pertama pembunuhan komandan militer senior Iran Jenderal Qassem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis dalam serangan AS, di bandara Baghdad, Irak, (2/1/2021). ANTARA FOTO/REUTERS /Thaier Al-Sudani/aww.   

Jakarta (ANTARA) - Kematian Komandan Brigade Quds IRCG, Mayor Jenderal Qasem Soleimani dan pejabat iran lainnya tidak akan dapat menghentikan perlawanan terhadap terorisme dan ekstrimisme di kawasan.

"Mati syahidnya Mayor Jenderal Soleimani dan pejabat Iran lainnya tidak akan dapat menghentikan perwalawanan terhadap terorisme dan ekstrimisme di kawasan tetapi akan memperkuat pohon muqawama di kawasan dan dunia," demikian pernyataan tertulis Kedubes Iran di Jakarta, Minggu.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam rangka memperingati hari kematian Komandan Brigade Quds IRCG, Mayor Jenderal Qasem Soleimani yang dibunuh oleh Amerika Serikat (AS) melalui sebuah serangan pengecut di Irak pada  3 Januari 2020.

Republik Islam Iran akan mengerahkan seluruh kapasitas politik, hukum dan internasionalnya untuk membalas teror jahat ini, tulis Kedubes Iran.

Iran tidak akan terpancing oleh perkembangan situasi dan akan memberikan pembalasan yang tegas pada waktu dan tempat yang diharapkannya.

Kedubes Iran mengungkapkan Prof. Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan terkemuka Iran dan kepala Organisasi Penelitian dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran telah dibunuh pada 27 November 2020 yang lalu melalui sebuah tindakan pengecut dan terorisme negara

Rangkaian aksi terorisme dan sanksi maksimal terhadap Iran ini dilakukan dengan beberapa tujuan antara lain, pertama, membuat Republik Islam Iran menyerah agar pergantian kekuasaan terjadi dan Iran terbagi ke beberapa wilayah, tulisnya.

"Kedua, menghambat pendekatan diplomatik dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan di tingkat regional dan internasional. Ketiga, merampas hak sah dan wajar Republik Islam Iran atas penggunaan teknologi nuklir damai sebagaimana ditetapkan dalam peraturan internasional. Keempat, menciptakan krisis skala besar untuk semakin membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil melalui pendekatan Iran phobia dari pada Zionis phobia," menurut keterangan itu.