Disnaker Mataram menyiapkan tim penjemputan pekerja migran

id covid,mataram,migran

Disnaker Mataram menyiapkan tim penjemputan pekerja migran

Situasi Wisma Nusantara di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang menjadi tempat karantina pekerja migran Indonesia (PMI) sebelum pulang ke rumah masing-masing. (Foto: ANTARA/Satpol PP Mataram)

Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah menyiapkan tim penjemputan bagi pekerja migran Indonesia (PMI) asal daerah itu untuk dibawa ke Wisama Nusantara guna dikarantina sebagai upaya pencegahan COVID-19, sebelum pulang ke rumah masing-masing.

"Tim penjemputan PMI ini beranggota tiga orang, satu dari badan penanggulangan bencana daerah (BPBD), dan dua orang dari petugas kami," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram Hariadi di Mataram, Jumat.

Ia mengatakan, tim penjemput PMI ini bertugas menjemput ke bandara setiap ada jadawal kedatangan penerbangan internasional, yakni pada Rabu dan Jumat. Ada atau tidak ada PMI asal Kota Mataram, tim akan tetap datang karena disnaker tidak memiliki data atau informasi berapa PMI yang akan pulang.

Begitu tiba, para PMI akan didata, dan kalau ada yang akan pulang ke Kota Mataram, maka mereka harus ikut dengan tim. Tim akan membawa PMI ke Wisma Nusantara sebagai tempat karantina sebelum mereka pulang ke kampung halaman masing-masing.

"Kalau ada yang tidak mau, kami paska karena ini terkait dengan kesehatan masyarakat di tengah pandemi COVID-19," katanya.

Masa isolasi PMI di Wisma Nusantara selama lima hari. Di lokasi itu tim kesehatan akan memantau kesehatan dan gejala COVID-19, serta tes usap (swab) untuk memastikan mereka negatif COVID-19, meskipun sudah mengantongi surat bebas COVID-19 dari negara asal.

Hariadi mengatakan, saat ini ada tiga PMI dari negara asal Malaysia yang sedang dikarantina di Wisma Nusantara. Jumlah itu, diprediksi akan bertambah seiring dengan habisnya kontrak kerja PMI di luar negeri.

"Sejak Januari 2021 sampai saat ini , PMI yang sudah pulang tercatat sebanyak 31 orang," katanya.