Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tetap menyiagakan tim penjemputan pekerja migran Indonesia (PMI) asal Kota Mataram yang baru tiba, untuk dibawa ke Wisma Nusantara guna dikarantina sebelum pulang ke kampung halamannya sebagai upaya pencegahan COVID-19.
"Meskipun dalam dua bulan terakhir ini belum ada lagi PMI yang datang, tapi tim penjemputan PMI tetap siaga. Apalagi sekarang kasus COVID-19 meningkat dan varian delta mulai muncul," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram H Rudi Suryawan di Mataram, Jumat.
Rudi yang dilantik menjadi Kepala Disnaker pada 1 Juli 2021, mengatakan, tim penjemputan PMI yang disiagakan itu selain berasal dari Disnaker, juga dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta pihak dari perusahaan tempat PMI mendaftar.
"Tim penjemputan PMI ini siaga kapanpun ada informasi kedatangan PMI asal Kota Mataram, tim siap turun menjemput dan membawa PMI menuju tempat karantina terpusat," katanya.
Dikatakan, berdasarkan data Januari-April jumlah PMI asal Kota Mataram yang pulang sebanyak 50 orang dan semuanya sudah mengikuti prosedur pemulangan di tengah pandemi COVID-19, melalui karantina terpusat di Wisma Nusantara.
Sebanyak 50 PMI yang pulang itu, memiliki alasan berbeda-beda. Ada yang pulang karena habis kontrak, karena kasus COVID-19 di negara tempat mereka bekerja tinggi dan ada juga yang dideportasi.
"Untuk PMI yang pulang mulai Mei-Juni sejauh ini belum ada, sehingga Wisma Nusantara sebagai lokasi karantina sampai sekarang masih kosong," kata Rudi yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bakesbangpol Kota Mataram.
Sekertaris Satgas Penanganan COVID-19 Kota Mataram Mahfuddin Noor sebelunya juga mengatakan, Wisma Nusantara sebagai pusat karantina terpadu bagi PMI asal Kota Mataram yang baru tiba, saat ini kosong penghuni karena tidak ada kedatangan PMI sejak 6 Mei 2021.
"PMI asal Kota Mataram kooperatif mengikuti karantina, dari penjemputan di bandara mereka tidak pernah ada yang menolak untuk ikut petugas menuju ke wisma untuk karantina selama lima hari sebelum pulang ke rumah," katanya.
Bahkan, lanjutnya, saat petugas meminta dokumen kependudukan dan lainnya untuk diamankan selama karantina tidak ada yang menolak. Selain itu, selama karantina mereka juga taat mengikuti proses pemeriksaan serta standar-standar kesehatan lainnya yang ditetapkan.
"Jadi, sejauh ini terkait dengan karantina PMI kami tidak ada masalah. Dokumen yang kita amankan, diberikan ketika mereka sudah dibolehkan pulang dan sejauh ini belum ada PMI positif COVID-19," katanya.
Berita Terkait
PMI Jakbar lakukan sejumlah upaya atasi tipisnya pasokan
Jumat, 19 April 2024 20:13
Film dokumenter bisa mencegah PMI terjebak radikalisme
Jumat, 19 April 2024 6:45
Pemerintah segera mengatur masa transisi perubahan Permendag 36/2023
Rabu, 17 April 2024 7:33
Kepala BP2MI sebutkan barang kiriman PMI tertahan akan dikeluarkan
Selasa, 16 April 2024 17:53
BP2MI pastikan tak berlaku lagi pembatasan barang milik PMI
Selasa, 16 April 2024 17:17
Perlindungan PMI secara menyeluruh harus segera direalisasikan
Selasa, 16 April 2024 16:53
PMI Jakarta sediakan pos kesehatan siaga Lebaran bagi pemudik
Senin, 8 April 2024 17:19
PMI Manufaktur konsisten ekspansi 31 bulan berturut-turut
Jumat, 5 April 2024 5:42