Jakarta (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meluncurkan Gerakan Nasional MUI Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi 2021, dengan tujuan bersama pemerintah menanggulangi dampak COVID-19 dan mendorong pemulihan ekonomi.
"Sebagai tindak lanjut dari arahan Wakil Presiden Prof. Dr. KH. Maruf Amin, MA, pada Hari Senin, 12 Juli 2021, saat pertemuan dengan alim ulama dan pengurus MUI Pusat sampai daerah, maka MUI membentuk gerakan nasional dengan tujuan bersama-sama pemerintah menanggulangi dampak COVID-19 dan pemulihan ekonomi," ujar Ketua Gernas MUI sekaligus Ketua Bidang Ekonomi MUI Lukmanul Hakim dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Gerakan nasional itu diluncurkan di Kota Tua, Jakarta, dengan menekankan beberapa poin, yaitu Gernas MUI berskala secara nasional melibatkan semua unsur pemerintah, organisasi massa Islam, lembaga filantropi dan seluruh jaringan MUI kabupaten/kota sebagai pemangku konsolidasi dan solidaritas kemanusiaan.
Gerakan itu bertujuan untuk bersama-sama pemerintah dalam percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 dalam kesehatan dan ekonomi.
Penanganan COVID-19 dalam hal kesehatan berfokus dalam penyediaan vaksin, penyediaan obat-obatan sesuai rekomendasi tenaga kesehatan, ketersediaan oksigen, ketersediaan masker, ketersediaan handsanitizer, ketersediaan ambulans dan ketersediaan ruang perawatan darurat di rumah sakit untuk warga. Semua itu dalam satu informasi secara nasional melibatkan semua unsur pemangku kebijakan dengan target warga isolasi mandiri maupun dalam perawatan di rumah sakit.
Penanganan COVID-19 di bidang kesehatan juga memiliki fokus dalam hal pengurusan jenazah dalam hal ketersediaan peti, pemandian dan penguburan.
Pemulihan ekonomi berfokus pada tiga hal, ketersediaan pangan pada situasi PPKM Darurat warga secara umum serta untuk isolasi mandiri maupun dalam perawatan di rumah sakit, memberikan stimulus kepada UMKM melalui skema lembaga keuangan dan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat miskin baru terdampak pandemi.
Pendataan berfokus pada masyarakat miskin baru, seperti dai, ustadz, pemuka agama, pekerja informal, pengurangan tenaga kerja dampak pandemi serta masyarakat yang tidak terdaftar dalam jaring pengaman sosial pemerintah, baik melalui RT/RW, jaringan pemangku kepentingan maupun kanal lainnya.
MUI mengimbau masyarakat secara umum ikut ambil bagian secara langsung dalam gerakan solidaritas nasional saling bantu dan saling kawal. MUI juga menyerukan untuk seluruh umat Muslim, khususnya membangun solidaritas nasional, dimulai dari kepedulian terhadap tetangga dan lingkungan sekitar rumah.
"MUI dalam kerangka khadimul ummah (pelayan umat) dan shodiqul hukmah (penasihat kritis pemerintah) mendorong semua pemangku kebijakan dan kegiatan saling bersinergi membangun darurat solidaritas nasional pandemi COVID-19," ujarnya.
Berita Terkait
MUI larang tayang Film 'Kiblat', Calon Senator Perempuan: Demi karakter bangsa
Rabu, 27 Maret 2024 9:15
MUI mengirim 20 dai ke NTT sampaikan Islam "wasathiyah"
Selasa, 20 Februari 2024 17:09
Isra Mikraj jadi inspirasi jaga kerukunan umat beragama
Selasa, 20 Februari 2024 4:50
MUI sebut putusan ICJ ke Israel langkah penting secara hukum internasional
Sabtu, 27 Januari 2024 17:05
Waketum MUI sebut empat syarat untuk tegaknya demokrasi
Kamis, 18 Januari 2024 5:42
Warga Mataram sudah cerdas sikapi fatwa MUI
Senin, 13 November 2023 17:32
MUI imbau warga berjaga-jaga hadapi dampak El Nino
Sabtu, 30 September 2023 12:37
MUI Banjarmasin suarakan cegah stunting
Rabu, 5 Juli 2023 21:17