Dinkes Mataram berikan atensi khusus 48 lingkungan zona merah COVID-19

id zona,covid,merah,mataram

Dinkes Mataram berikan atensi khusus 48 lingkungan zona merah COVID-19

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memberikan atensi khusus terhadap 48 lingkungan yang masuk zona merah COVID-19 dari total 325 lingkungan di Mataram.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi di Mataram, Selasa, mengatakan salah satu bentuk atensi terhadap lingkungan zona merah adalah meningkatkan pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing).

"Upaya tersebut menjadi langkah memutus rantai penyebaran virus COVID-19," katanya.

Selain itu, pihaknya, aktif memberikan imbauan kepada masyarakat agar mentaati protokol kesehatan (prokes) melalui gerakan 5M yakni menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilisasi.

"Jika kita tidak bisa diam di rumah, maka ketika beraktivitas di luar tetap mentaati prokes agar bisa mengurangi risiko penularan. Kuman itu tidak kemana-mana, tapi kita yang menghampiri," katanya.

Lebih jauh Usman mengatakan, bertambahnya lingkungan dengan status zona merah COVID-19 ini dipicu banyak hal antara lain, penetapan Kota Mataram sebagai salah satu daerah PPKM level 4, sehingga dilakukan peningkatan upaya testing dan tracing.

"Selain itu, tingginya pemeriksaan tes usap antigen dan PCR. Jadi baru gejala sedikit harus di PCR," katanya.

Namun demikian, lanjutnya, dari sekian banyak tambahan kasus positif COVID-19 di Kota Mataram, belum ada lagi ditemukan COVID-19 varian delta.

"Dari Dinkes Provinsi NTB informasinya ada temuan tiga varian delta lagi, tapi ketiganya dari Sumbawa. Semoga tidak ada lagi temuan delta di daerah ini," katanya.

Berdasarkan data tim kewaspadaan COVID-19 Provinsi NTB, Senin (26/7) menyebutkan tambahan pasien COVID-19 untuk Kota Mataram sebanyak 38 orang dan 37 pasien COVID-19 dinyatakan sembuh, dan satu meninggal. Dengan demikian, pasien yang masih dirawat sebanyak 736 orang, total sembuh 4.338 dan 172 meninggal dunia.