Shanghai (ANTARA) - Media sosial China terkemuka, WeChat, Douyin, Sina Weibo dan Kuaishou, mengatakan pada Sabtu mereka akan mulai membersihkan platform mereka dari akun "media abal-abal" yang menyiarkan informasi keuangan secara ilegal, media milik pemerintah Global Times melaporkan.
Langkah tersebut diambil setelah Badan Ruang Siber China (CAC) mengumumkan akan menyelidiki akun-akun yang kerap menyiarkan berita keuangan secara ilegal, memutarbalikkan interpretasi kebijakan ekonomi, menjelek-jelekkan pasar keuangan, menyebarkan rumor, dan mengganggu komunikasi jaringan.
WeChat mengatakan pada Sabtu bahwa mulai hari ini hingga 26 Oktober pihaknya akan menginvestigasi dan menutup akun media abal-abal yang "menjelek-jelekkan pasar keuangan" serta "memeras dan menyebarkan rumor".
Sina Weibo, Douyin, dan Kuaishou juga mengeluarkan pernyataan serupa pada Sabtu, kata Global Times.
Sina Weibo and Kuaishou mengatakan mereka akan menindak tegas akun-akun yang melanggar aturan.
Pengumuman itu muncul ketika pemerintah Beijing mengambil langkah tegas di sektor teknologi.
Aturan terbaru menyasar budaya "semrawut" masyarakat yang menggemari selebriti dan algoritma yang digunakan perusahaan teknologi untuk meningkatkan bisnisnya.
China juga tengah menyusun aturan untuk melarang perusahaan internet yang datanya berpotensi menimbulkan risiko keamanan jika terdaftar di luar negeri, termasuk di Amerika Serikat.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
JUbir China sebut komunike G7 campuri urusan dalam negeri mereka
Selasa, 23 April 2024 5:00
Komandan TKN Fanta ajak diaspora muda di Beijing
Senin, 22 April 2024 5:32
Tim Jepang dan Korea Selatan U-23 lolos ke perempat final
Sabtu, 20 April 2024 6:34
Pemerintah China komentari berlanjutnya pelepasan air olahan PLTN Fukushima
Sabtu, 20 April 2024 6:17
Pemerintah China protes ancaman kenaikan tarif baja dan alumunium
Sabtu, 20 April 2024 6:08
Veto AS di DK PBB menghancurkan impian rakyat Palestina
Sabtu, 20 April 2024 5:50
Pemerintah China harap semua pihak redakan situasi pasca-serangan ke Iran
Sabtu, 20 April 2024 5:42
Korsel meminta e-commerce China patuhi UU Perlindungan Data Pribadi
Jumat, 19 April 2024 6:36