Pencanangan operasional bus wisata Mataram ditunda

id bus,wisata,mataram

Pencanangan operasional bus wisata Mataram ditunda

Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menunda pencanangan beroperasionalnya bus wisata dengan kapasitas 25 sampai 36 tempat duduk karena masih dalam proses penyelesaian berberapa aksesoris pelengkap bus.

"Sedianya kemarin (31/8-2021) atau bersamaan dengan perayaan puncak Hari Ulang Tahun (HUT) ke-28 Kota Mataram, bus wisata sudah kita canangkan. Tapi ternyata pihak Dinas Perhubungan NTB, menyatakan secara teknis pemasangan aksesoris bus belum rampung," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Rabu.

Namun demikian, lanjutnya, bus wisata tersebut ditargetkan dicanangkan pada Peringatan Hari Perhubungan di bulan September 2021.  

Dikatakan, lebih cepat bus wisata beroperasional, maka dampaknya juga bisa segera dirasakan masyarakat terutama untuk pemulihkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19.

"Keberadaan bus wisata, nantinya bisa memudahkan akses wisatawan menuju berbagai destinasi wisata di Kota Mataram," katanya.

Denny mengatakan, rencananya Pemerintah Kota Mataram akan mendapatkan dua unit bus wisata, tapi diberikan secara bertahap oleh pihak provinsi.

Namun demikian, untuk operasionalnya sepenuhnya berada diranah Pemerintah Provinsi NTB bekerja sama dengan organisasi kepariwisataan.

Sementara Kota Mataram berperan menyiapkan literasi sejarah objek wisata unggulan yang akan menjadi tujuan wisatawan yang dibawa dengan menggunakan bus tersebut.

Beberapa literasi sejarah objek wisata yang disiapkan Dispar antara lain, Taman Loang Baloq, Pantai Ampenan, Taman Mayura, dan Gapura Tembolak Kota Mataram.

"Untuk literasi sudah siap. Harapan kita, literasi ini bisa menjadi acuan pemandu wisata yang ada di bus wisata ketika menjelaskan wisatawan tentang sejarah setiap destinasi yang dituju," katanya.

Sementara menyinggung tentang sarana dan fasilitas pendukung pada sejumlah objek wisata yang akan menjadi tujuan bus wisata, menurut Denny, sejauh ini sudah memadai.

"Fasilitas umum seperti toilet, air bersih, serta infrastruktur pencegahan COVID-19 sudah disiapkan," katanya menambahkan.

Denny berharap, keberadaan bus wisata dan kebijakan pemerintah terhadap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level tiga, bisa mendongkrak okupansi hotel yang saat ini berada pada sekitar 30-40 persen.