Keterisian tempat tidur di RSUD Mataram turun jadi 30,4 persen

id BOR,RSUD,Mataram

Keterisian tempat tidur di RSUD Mataram turun jadi 30,4 persen

Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram Lalu Martawang. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, keterisian tempat tidur atau BOR (bed occupancy rate) di RSUD Mataram turun menjadi 30,4 persen dari total 125 tempat tidur di ruang isolasi pasien COVID-19.

Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Kamis, mengatakan, jumlah keterisian tempat tidur itu mulai mengalami penurunan dari tanggal 24 Agustus 2021 sebesar 44,8 persen, seiring dengan melandainya warga yang terkonfirmasi COVID-19.

"Jumlah pasien COVID-19 yang sedang dirawat di RSUD Kota Mataram per tanggal 2 September 2021, sebanyak 38 pasien," katanya.

Sementara keterisian tempat tidur pada dua rumah sakit darurat (RSD) COVID-19 yakni di Hotel Nutana dan Fizz juga sudah sangat berkurang dari kapasitas masing-masing 40 tempat tidur.

"Dengan jumlah pasien COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan di Nutana 8 orang, dan 7 orang di Fizz Hotel," katanya.

Namun demikian, Martawang yang juga menjabat sebagai Asisten I Setda Kota Mataram, mengajak semua masyarakat untuk terus memperjuangkan agar bisa menekan lagi laju tingkat keterpaparan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Hasil keputusan Satgas COVID-19 Nasional, Kota Mataram hingga saat ini masih pada level tiga. Artinya, Satgas COVID-19 Kota Mataram dan masyarakat perlu berjuang bersama lebih keras untuk bisa turun level menjadi dua.

"Karenanya, jangan abai dengan prokes demi kebaikan bersama keluar dari pandemi COVID-19. Mari jadikan prokes sebagai gaya hidup baru di tengah pandemi agar bisa produktif," katanya.

Apalagi, katanya menambahkan, beberapa daerah terjadi gelombang keempat peningkatan kasus COVID-19. Karenanya, untuk menghindari hal itu kewaspadaan harus tetap disiplin prokes.
 
"Selain itu, vaksinasi juga terus kita gencarkan sebagai salah satu ikhtiar pencegahan penyebaran COVID-19," katanya.