Dispar prioritaskan pembangunan tanggul di objek wisata Loang Baloq

id tanggul,loang,baloq

Dispar prioritaskan pembangunan tanggul di objek wisata Loang Baloq

Areal kegiatan revitalisasi objek wisata Taman Loang Baloq, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Jumat (10/9-2021). (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, pembangunan tanggul penahan gelombang sebagai antisipasi dampak banjir rob di objek wisata Taman Loang Baloq, menjadi prioritas kegiatan retivitalisasi yang saat ini sudah mencapai sekitar 23 persen.

"Dalam revitalisasi Loang Baloq, kegiatan pertama yang dikerjakan oleh rekanan adalah membuat tanggul dengan panjang 300 meter dan tinggi dua meter," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.

Dikatakan, kawasan objek wisata Loang Baloq merupakan wilayah rawan gelombang pasang, sehingga keberadaan tanggul bisa berfungsi menahan gelombang ketika terjadi musim angin barat sekaligus antisipasi banjir rob.

"Apalagi gelombang pasang dan cuaca ekstrem biasanya terjafi akhir tahun. Kalau tanggul sudah jadi, maka berbagai dampak yang ditimbulkan bisa kita diantisipasi dan tidak menjadi kendala untuk proses pembangunan lainnya," katanya.

Kegiatan revitalisasi Loang Baloq yang nilai kontraknya sebesar Rp9,3 miliar dengan realisasi pengerjaan saat ini sekitar 23 persen, menurutnya, sesuai dengan target berjalan, sebab kontraknya berakhir Desember 2021.

Lebih jauh Denny mengatakan, dengan anggaran revitalisasi Loang Baloq sebesar Rp9,3 miliar tersebut akan dilaksanakan 11 kegiatan pembangunan fasilitas pendukung.

"Dari 11 kegiatan yang akan kita laksanakan antara lain, pembangunan panggung plaza, panggung air, lampu laser, sumur resapan, toilet dan pembangunan dua menara tower untuk memantau aktivitas masyarakat di sekitar objek wisata," katanya.

Keberadaan panggung plaza itu, tambahnya, ke depan menjadi wadah kegiatan terutama untuk seni dan budaya baik skala nasional maupun lokal, berbayar atau gratis.

"Misalnya kegiatan atraksi budaya 'peresesan', 'gendang beleq' dan lainnya. Intinya, setelah panggung itu jadi kita akan tetap menggelar kegiatan seni dan budaya setiap akhir pekan," katanya.