PKK Mataram mengoptimalkan peran kader edukasi vaksin COVID-19 ibu hamil

id pkk,matraam ,vaksin

PKK Mataram mengoptimalkan peran kader edukasi vaksin COVID-19 ibu hamil

Ketua TP PKK Kota Mataram Hj Kinnastri Mohan Roliskana (baju batik merah) menghadiri pencanangan vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/TP PKK Kota Mataram

Mataram (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan peran kader tingkat lingkungan untuk melakukan edukasi vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil.

Ketua TP PKK Kota Mataram Hj Kinnastri Mohan Roliskana di Mataram, Selasa mengatakan, upaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi ibu hamil di Kota Mataram, yang sampai saat ini baru mencapai 6 persen atau 158 orang dari target 2.228 ibu hamil.

"Kita akui, vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil cukup berat dibandingkan edukasi vaksinasi bagi masyarakat umum termasuk untuk kalangan remaja. Ini tentu menjadi tantangan bagi kader di bawah," katanya.

Vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil dinilai berat, menurutnya, karena kesiapan fisik dan faktor usia ibu hamil berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

Karena itu, vaksinasi untuk ibu hamil tidak semudah mengajak masyarakat pada umumnya sebab ketika mengandung, ibu hamil sudah hadapai berbagai masalah pada tubuh mereka, baik itu "morning sickness", pegal-pegal, kurang vitamin dan lainnya.

"Kalau ditambah vaksin baru lagi, tentu tubuh ibu hamil perlu beradaptasi lagi," katanya.

Terkait dengan itu, kendati target vaksinasi ibu hamil dinilai sulit tercapai, namun para kader PKK terus berusaha mengedukasi dan mendorong agar setidaknya orang-orang yang berada di sekitar ibu hamil baik itu suami, anak atau orangtuanya harus divaksin COVID-19.

"Harapannya, orang-orang yang berada di sekitar ibu hamil bisa membentuk kekebalan kelompok yang dapat melindungi imun ibu hamil," katanya.

Di sisi lain, Kinnastri juga mengingatkan kepada ibu hamil di tengah pandemi COVID-19, agar tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan mengurangi mobilitas untuk menghindari penularan virus.

Lebih jauh Kinnastri mengatakan, dalam pemberian vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil juga dilakukan skrining yang ketat sebagai upaya kehati-hatian untuk untuk menghindari terjadinya risiko.

"Ketika pencanangan vaksin ibu hamil pekan lalu, dari 30 ibu hamil yang siap divaksin hanya 10 orang yang lolos skrining," katanya.

Hal itu sebagai salah satu bukti bahwa pelaksanana vaksin ibu hamil relatif berat, sebab kendati sudah ada kemauan dan semangat dari ibu hamil namun kondisi kesehatan ibu hamil yang kurang stabil menjadi kendala.

"Rata-rata ibu hamil yang tidak lolos skrining karena darah tinggi, darah rendah dan ada juga disebabkan penyakit bawaan seperti diabetes," katanya.