Penghasilan nelayan Mataram turun signifikan akibat cuaca ekstrem

id dkp,mataram,ikan

Penghasilan nelayan Mataram turun signifikan akibat cuaca ekstrem

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram H Irwan Harimansyah. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan penghasilan nelayan selama cuaca ekstrem turun signifikan dari sekitar Rp300 ribu sampai Rp350 ribu per hari, kini hanya Rp50 ribu per hari.

"Penurunan penghasilan nelayan itu, sesuai laporan yang kita terima dari koperasi nelayan dan kondisi itu dipicu karena masuknya musim angin barat yang meningkatkan resiko melaut akibat angin kencang," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram H Irwan Harimansyah di Mataram, Selasa.

Dikatakan, jumlah nelayan murni di Kota Mataram hampir 400 orang, sedangkan buruh nelayan lebih dari 1.000 orang dan saat ini baik nelayan maupun buruh nelayan sebagian besar memilih tidak melaut.

"Kalau pun ada yang melaut, itu karena terpaksa dan terdesak kebutuhan ekonomi. Tapi hasilnya pun tidak seberapa karena maksimal mereka dapat Rp50 ribu per hari," katanya.

Musim angin barat, katanya, diperdiksi berlangsung selama empat bulan yakni mulai Desember 2021 sampai Maret 2022. Karenanya, untuk membantu pemenuhan kebutuhan pokok nelayan, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait.

Pihak terkait yang dimaksudkan antara lain, Dinas Sosial untuk pemberian bantuan kebutuhan pokok dan sudah disalurkan. Kemudian Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) juga telah memberikan bantuan pelatihan bagi istri nelayan dan bantuan alat produksi.

"Pelatihan pengolahan hasil laut atau pangan lokal bagi istri nelayan cukup efektif untuk membantu ekonomi keluarga selama cuaca ekstrem. Jadi para istri punya tambahan penghasilan lain," katanya.

Sebelumnya, pelatihan yang diberikan kepada istri nelayan antara lain, pengolahan ikan hasil tangkapan menjadi abon, kerupuk dan bakso.

"Jadi ketika suami tidak melaut karena cuaca ekstrem, istri bisa mengambil perannya memproduksi berbagai makanan olahan sehingga tidak berdiam diri," katanya.

Sementara dari DKP sendiri, selama cuaca ekstrem juga membantu melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, terkait dengan lokasi penambatan perahu nelayan Kota Mataram.

Selama ini untuk menghindari perahu rusak atau terbawa gelombang pasang, perahu nelayan Mataram ditambatkan di kawasan Meninting hingga ke Senggigi yang merupakan wilayah Kabupaten Lombok Barat.

"Setiap tahun kondisi itu memang sering dikeluhkan oleh pemerintah setempat, karena itulah kami berusaha mengkoordinasikan hal ini agar nelayan kita bisa tetap menambatkan perahunya di kawasan tersebut yang relatif aman dari gelombang pasang," katanya.