ISRA' MI'RAJ MOMENTUM PENINGKATAN IMAN DAN TAQWA

id

     Mataram, 1/7 (ANTARA) - Wali Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) H Ahyar Abduh mendorong masyarakat mengambil hikmah positif dari peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki kualitas iman dan taqwa masyarakat muslim daerah ini.
     "Peringatan Isra' Mi'raj yang diperingati setiap tahun bukan sekedar seremonial belaka mempertahankan tradisi yang baik dari leluhur dan para tuan guru," katanya di Mataram, Jumat.
     Menurut dia, peringatan Isra' Mi'raj bisa dipetik hikmah nilai ibadah yang terkandung dalam setiap peringatan, katanya pada acara peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1432 Hijriyah itu.
     {jpg*2}
     Peringatan Isra' Mi'raj tersebut dihadiri seluruh pejabat dan karyawan di lingkup Pemerintah Kota Mataram, dengan menghadirkan TGH Muhtar Madji, sebagai penceramah.
     Menurut Ahyar, salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra' dan Mi'raj adalah shalat lima waktu yang wajib dilaksanakan umat Islam di kehidupan sehari-hari.
     Dengan mendirikan shalat tepat waktu, kata dia, maka akan menumbuhkan jiwa disiplin dan mampu menghargai waktu, termasuk dalam melaksanakan tugas selaku pelayan masyarakat.
     "Karena itu mari kita merubah diri, mulai dari menghargai waktu dan disiplin mendirikan shalat. Hayati dan amalkan perintah sholat dalam kehidupan sehari-hari sehingga insya Allah Kota Mataram akan menjadi kota yang Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur," ujarnya.
     Sementara itu, TGH Muhtar Madji menyampaikan, orang yang pandai adalah orang yang pintar mengambil pelajaran dari sejarah masa lalu untuk mengambil sikap pada hari ini dan dilaksanakan pada masa yang akan datang.
     "Sebab masa lalu merupakan kenangan, hari ini merupakan kenyataan dan masa yang akan datang adalah impian dan cita-cita," katanya.
     Oleh karena itu, lanjutnya, melalui momen Isra' Mi'raj umat muslim harus mampu meningkatkan diri dalam berbagai aspek, seperti peningkatakan ibadah ataupun peningkatkan kinerja setiap harinya.
     "Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka orang tersebut termasuk orang yang beruntung, begitu juga sebaliknya," katanya.
     Ia menjelaskan, iman dalam Islam yang sudah dimiliki setiap umat muslim merupakan sesuatu yang sangat mahal. Oleh karena itu, umat muslim harus pandai-pandai mensyukuri iman kepala Rasulullah SAW.
     Adapun bentuk syukur itu, lanjutnya, harus disempurnakan dengan tiga perkara, yakni keyakinan, malu dan mendirikan shalat. Dengan  adanya keyakinan maka manusia akan memiliki ketaqwaan yang bermakna dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.
     Sementara rasa malu merupakan perhiasan iman, sehingga tidak akan pernah berani melanggar larangan Allah SWT. Begitu juga dengan mendirikan shalat, akan menumbuhkan jiwa disiplin bagi umat muslim.
     "Semoga dengan peringatan Isra' Mi'raj, semua umat muslim mampu memetik semua hikmah yang ada untuk memperbaiki kualitas kehidupannya," kata TGH Muhtar Madji. (*)