Disnaker-Satgas COVID-19 kerja sama memantau kesehatan PMI baru tiba

id disnaker,mataram,PMI

Disnaker-Satgas COVID-19 kerja sama memantau kesehatan PMI baru tiba

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram H Rudi Suryawan. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, bekerja sama dengan satgas COVID-19 tingkat kelurahan setempat memantau kesehatan belasan pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru tiba sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19.

"Sekarang, kedatangan PMI tidak lagi dikarantina seperti awal terjadi pandemi COVID-19. Begitu sampai bandara, PMI bisa langsung ke rumah masing-masing," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram Rudi Suryawan di Mataram, Senin.

Menurut dia, jumlah PMI yang pulang sejak 1 Januari sampai hari ini (Senin 10/1) tercatat sebanyak 16 orang. Mereka datang secara bertahap karena sudah habis kontrak, bukan dipulangkan karena bermasalah.

Sebanyak 16 orang PMI yang pulang dari negara penempatan itu, katanya, meliputi dua orang datang pada tangga 3 Januari 2022, dari negara penempatan Malaysia dan Syiria.

Kemudian pada tangga 5 Januari 2022, dua orang lagi dari Negara Taiwan dan Hongkong, selanjutnya tangga 7 Januari 2022, sebanyak lima orang dari negara penempatan Malaysia.

"Terakhir tangga 8 Januari 2022, pulang sebanyak tujuh orang. Dari tujuh orang itu tiga orang dari negara penempatan Malaysia, dan masing-masing satu orang dari UAE, Taiwan, Singapura, dan Saudi Arabia," katanya.

Dikatakannya, PMI yang baru tiba tidak dikarantina di daerah lagi karena mereka sudah dikarantina di Jakarta atau di Surabaya. Setelah hasil tes usap PCR negatif, barulah mereka bisa pulang menggunakan penerbangan domestik.

"Pada awal pandemi, kita melakukan penjemputan dan karantina di wisma untuk menghindari penyebaran virus COVID-19, karena mereka pulang langsung menggunakan penerbangan internasional," katanya.

Kalau sekarang, lanjut Rudi, PMI yang pulang menggunakan penerbangan domestik, tapi sebelumnya transit menggunakan penerbangan internasional di Jakarta atau Surabaya untuk melakukan karantina.

"Hal itu kita sepakati, karena anggaran karantina di daerah sudah tidak ada. Jadi kita usulkan agar karantina dilakukan di Jakarta atau Surabaya," katanya.

Akan tetapi sebelum sampai ke kampung halamannya, tim Disnaker menginformasikan kepada satgas kelurahan dan lingkungan terhadap kedatangan PMI dan memantau kondisi kesehatan warganya yang baru tiba selama sepekan ke depan.

"Jika ada gejala gangguan kesehatan segera di laporkan, agar bisa ditindaklanjuti," katanya.