Keluarga penendang sesajen di Gunung Semeru berasal dari Lombok Timur

id penendang sesajen,gunung semeru

Keluarga penendang sesajen di Gunung Semeru berasal dari Lombok Timur

Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Artanto. (ANTARA/Dhimas B.P.)

Jadi F ini lulusan Madrasah Tsanawiyah di Lombok Timur dan lanjut Madrasah Aliyah di Yogyakarta. Sekarang sedang sekolah S-1 di salah satu universitas di Yogyakarta
Mataram (ANTARA) - Aparat Kepolisian Daerah Jawa Timur menjumpai pihak keluarga seorang pria yang membuang dan menendang sesajen di lokasi bencana Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang.

Kepala Bidang Humas Polda NTB Komisaris Besar Polisi Artanto di Mataram, Selasa, mengatakan Polda Jatim menemui pihak keluarga dari pria tersebut di wilayah Kabupaten Lombok Timur.

"Jadi, kami dari Polda NTB sifatnya membantu, 'back-up' dan Polda Jatim sudah menjumpai pihak keluarga (penendang sesajen) di Lombok Timur," ucap Artanto.

Dalam pertemuannya, pihak kepolisian mendapat klarifikasi dari pihak keluarga pria yang belakangan identitasnya terungkap dengan inisial F tersebut.

"Pihak keluarga sudah menyatakan bahwa F ini memang betul dari keluarga mereka," ujarnya.

Dari keterangan pihak keluarganya, F adalah orang berpendidikan yang saat ini sedang menempuh program pendidikan sarjana di Yogyakarta.

"Jadi F ini lulusan Madrasah Tsanawiyah di Lombok Timur dan lanjut Madrasah Aliyah di Yogyakarta. Sekarang sedang sekolah S-1 di salah satu universitas di Yogyakarta," ucap dia.

Lebih lanjut, Artanto menegaskan bahwa Polda NTB dalam persoalan ini hanya menindaklanjuti hasil koordinasi Polda Jatim. Karena itu, persoalan tersebut kini berada di bawah kewenangan Polda Jatim.

Sebelumnya, F viral di media sosial dengan aksinya dalam sebuah unggahan video sedang memakai rompi hitam dan berkomentar soal sesajen yang ada di kawasan Gunung Semeru. Dalam video tersebut, ia terlihat membuang dan menendang sesajen yang ada di hadapannya.

Tak disangka, video tersebut telah menimbulkan banyak reaksi masyarakat. Salah satunya, muncul dari putri sulung Presiden Ke-4 Abdurrahman Wahid, Alissa Wahid, dalam Twitternya @AlissaWahid.

Ia mencuitkan, "mempersilakan kalau ada masyarakat yang yakin dengan sesajen itu tidak boleh. Tapi, memaksakan keyakinan tersebut kepada yang meyakini itu tidak boleh."

"Repot memang ketemu yang model-model begini. Susah banget memahami bahwa dunia bukan milik kelompoknya saja," cuitnya.

Begitu juga ungkapan kecewa datang dari Bupati Lumajang Thoriqul Haq. Menurut dia, pria tersebut bukan mengurus tugasnya dan malah melanggar nilai-nilai yang ada di masyarakat lokal sekitar Gunung Semeru.