27.157 anak di Lombok Utara menjadi target vaksinasi COVID-19

id Polres Lombok Utara,Vaksinasi Anak

27.157 anak di Lombok Utara menjadi target vaksinasi COVID-19

Kapolres Lombok Utara AKBP I Wayan Sudarmanta, memotivasi seorang siswa SD yang disuntik vaksin COVID-19 di SD Negeri 2 Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Rabu (19/1/2021). ANTARA/HO-Polres Lotara

Lombok Utara (ANTARA) - Sebanyak 27.157 anak usia 6-11 tahun di Kabupaten Lombok Utara Nusa Tenggara Barat menjadi target program vaksinasi COVID-19 agar tidak mudah terpapar virus corona.

"Hasil sementara dari data yang layak vaksin sebanyak 27.157 anak, telah dilaksanakan vaksin dosis satu sebanyak 61,48 persen dan dosis dua sebanyak 4,53 persen," kata Kapolres Lombok Utara AKBP I Wayan Sudarmanta, di Kabupaten Lombok Utara, Rabu.

Data tersebut disampaikan Kapolres ketika mengikuti kegiatan vaksinasi anak-anak di SD Negeri 2 Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Rabu.

Kegiatan tersebut juga digelar secara serentak di seluruh SD se-Indonesia, yang di pantau langsung oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia secara virtual.

"Vaksinasi yang digelar hari ini secara serentak sebagai bagian dari percepatan vaksinasi COVID-19 tahap I dan tahap II yang difokuskan terhadap anak usia 6-12 tahun," kata Sudarmanta.

Dalam kesempatan itu, ia juga memotivasi para orang tua anak untuk mendukung program vaksinasi anak karena vaksin yang diberikan aman, sehat dan halal.

Sudarmanta juga mengingatkan masyarakat yang sudah mendapatkan untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes), baik bagi guru maupun para murid sekolah.

"Saya ingatkan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan prokes 5M, memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Lombok Utara Adnan mendukung upaya percepatan vaksinasi anak usia sekolah dasar di daerahnya sehingga bisa juga mempercepat dimulainya proses pembelajaran tatap muka secara penuh.

Saat ini, kata dia, semua sekolah belum menerapkan 100 persen guna mencegah penularan pandemi COVID-19. Masing-masing sekolah melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas sesuai dengan arahan dari pemerintah daerah.

"Mudah-mudahan pandemi COVID-19 bisa semakin mereda, sehingga proses pembelajaran tatap muka secara penuh bisa dilakukan pada Februari nanti," ujarnya.