OJK-FWE NTB mengedukasi mahasiswa 14 kampus tentang industri keuangan

id OJK NTB,Edukasi Mahasiswa,Literasi Keuangan,FWE NTB,literasi keuangan

OJK-FWE NTB mengedukasi mahasiswa 14 kampus tentang industri keuangan

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) Rico Rinaldy (kanan) memberikan sambutan pada acara literasi keuangan dan pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa, di Mataram, Sabtu (26/2/2022). ANTARA/Awaludin

Mataram (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Forum Wartawan Ekonomi (FWE) NTB mengedukasi 106 mahasiswa dari 14 kampus se-Pulau Lombok tentang industri jasa keuangan agar mereka melek pengetahuan finansial.

Kegiatan literasi keuangan yang dirangkaikan dengan pelatihan jurnalistik tersebut dibuka oleh Gubernur NTB H Zulkieflimansyah bersama Kepala OJK NTB Rico Rinaldy, di aula Handayani Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, di Mataram, Sabtu.

Kepala OJK NTB Rico Rinaldy mengatakan literasi keuangan di NTB masih membutuhkan dukungan semua pihak untuk meningkatkannya. Pada 2019, Provinsi NTB memiliki tingkat literasi keuangan sebesar 34,6 persen, lebih rendah dibandingkan tingkat literasi nasional sebesar 38 persen.

"Kami berharap dengan adanya kegiatan literasi keuangan ini, generasi milenial NTB mengetahui lebih lanjut tentang karya jurnalistik dalam mengakselerasi ekonomi digital serta memberikan pemahaman terkait sektor jasa keuangan," katanya.

Ia mengatakan kegiatan yang melibatkan Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Kepolisian Daerah NTB itu, juga untuk menggambarkan sejauh mana respons atau tindakan kepolisian terhadap maraknya investasi bodong.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dari tahun 2018-2022, terdapat 1.014 entitas investasi ilegal dan 3.784 entitas pinjaman daring (online) ilegal yang telah dihentikan.

Rico menambahkan penawaran investasi berbasis website atau pun aplikasi makin marak saat ini, sehingga harus diwaspadai karena pelakunya memanfaatkan ketidakpahaman masyarakat untuk menipu dengan cara iming-iming pemberian imbal hasil yang sangat tinggi dan tidak wajar.

"Kami ingatkan masyarakat agar sebelum melakukan investasi, pahami dulu perizinan dan badan hukum yang dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan," ujarnya.

Gubernur NTB H Zulkieflimansyah mengatakan cara pandang tentang kemandirian secara ekonomi dan bisnis harus dimulai dengan memahami literasi tentang keuangan.

Oleh karena itu, ia berharap buta huruf soal keuangan ini menjadi momentum gerakan membangkitkan literasi keuangan terutama di kalangan muda dan diajarkan di sekolah-sekolah, agar dapat bersaing dalam ekonomi global.

"Literasi keuangan itu bicara aset, modal, investasi, liability, wakaf, dividen dan segala sesuatu tentang instrumen ekonomi yang mendukung dalam membangun kemandirian bisnis," katanya.

Ketua FWE NTB Ahmad Bulkaino mengatakan pihaknya menginisiasi edukasi literasi keuangan bagi mahasiswa, karena melihat masih rendahnya literasi keuangan masyarakat, serta semakin maraknya investasi bodong.