Distan Mataram mendatangkan 60 ton daging beku impor untuk Idul Fitri

id daging,stok,mataram

Distan Mataram mendatangkan 60 ton daging beku impor untuk Idul Fitri

Pedagang daging di Pasar Mandalika, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/HO

Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah mendatangkan 60 ton daging sapi beku impor untuk kebutuhan Idul Fitri 1443 Hijriah.

"Awalnya, impor daging beku kita izinkan hanya 20 ton, tapi ternyata kurang. Jadi, kita tambah lagi 40 ton, sehingga menjadi 60 ton," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Selasa.

Dikatakan, pertimbangan tambahan impor daging beku tersebut karena kebutuhan daging untuk Lebaran cukup panjang, termasuk untuk perayaan "Lebaran Topat" atau Ketupat yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri.

"Selain itu, stok daging impor dimaksudkan untuk menstabilkan harga saat permintaan tinggi," katanya.

Di samping menstok daging impor, Distan Kota Mataram juga telah menyiapkan 200 ekor sapi hidup untuk antisipasi peningkatan permintaan H-1 Idul Fitri.

"Sebanyak 200 ekor sapi itu, kita datangkan dari kabupaten/kota di Pulau Lombok dan ada juga dari Pulau Sumbawa. Stok sapi hidup sekarang sudah siap di para pengusaha," katanya.

Sementara, menyinggung aktivitas pemotongan ternak di rumah potong hewan (RPH), Mutawalli mengatakan, sejauh ini masih stabil dengan jumlah pemotongan sekitar 35-40 ekor per hari.

"Aktivitas pemotongan akan naik mulai H-2 Idul Fitri, dan jumlah yang dipotong bisa mencapai 100 ekor lebih. Kalau tahun lalu pada H-1 Lebaran pemotongan mencapai 125 ekor," ujarnya.

Sedangkan untuk harga daging sapi, katanya, sampai saat ini masih stabil yakni berkisar Rp120 ribu per kilogram sampai Rp125 ribu per kilogram.

Akan tetapi, pada H-2 hingga H-1 Lebaran biasanya naik menjadi Rp130 ribu per kilogram sampai Rp135 ribu per kilogram. Kenaikan dipengaruhi hukum pasar atau memanfaatkan situasi.

"Kenaikan itu kita anggap masih wajar, dan kami yakni kenaikan tidak sampai Rp150 ribu per kilogram sebab stok kita banyak dan masyarakat punya pilihan membeli daging impor yang lebih murah," katanya.