Harga daging di Lombok Tengah stabil kendati ada kasus ternak PMK

id PMK

Harga daging di Lombok Tengah stabil kendati ada kasus ternak PMK

Ternak sapi milik warga di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (19/5/2022). ANTARA/Akhyar

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan, harga daging sapi di pasar setempat sampai saat ini masih normal, meskipun penyakit mulut dan kuku (PMK) mulai menyerang ratusan ekor sapi milik peternak di daerah tersebut.

"Harga daging sapi masih stabil Rp120 ribu per kilogram," kata Kepala Bidang Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Tengah, Raden Roro Mulyaningsih di Praya, Kamis.

Harga daging maupun kebutuhan pokok lainnya mengalami kenaikan itu pada waktu menjelang Hari Raya Idul Diri 1443 Hijriah, bahkan harganya terbilang gila-gilaan, bisa mencapai Rp 150 ribu per kilogram untuk daging sapi dan daging ayam Rp50 ribu per kilogram serta telur ayam ras Rp45 ribu per trai.

"PMK ini tidak terlalu berdampak terhadap harga daging sapi saat ini," katanya.

Sementara itu, untuk harga bumbu dapur juga masih normal seperti cabai rawit kecil Rp40 ribu per kilogram, cabai besar Rp30 ribu per kilogram, bawang merah Rp30 ribu per kilogram, bawah putih Rp25 ribu per kilogram. Selain itu harga minyak goreng curah Rp15 ribu per per liter dan minyak goreng premium Rp25 ribu per liter.

"Bumbu dapur naik biasanya menjelang lebaran Haji," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Lombok Tengah Lalu Taufikurahman mengatakan, kenaikan harga daging sapi itu merupakan hal biasa ketika stok terbatas, namun hingga saat ini harga masih stabil berdasarkan informasi dari masyarakat.

"Harga daging sapi masih stabil, belum ada gejolak kalau masalah harga," katanya.

Untuk mencegah adanya pemotongan sapi sakit, pemerintah daerah telah melakukan sosialisasi kepada para jagal atau Rumah Potong Hewan (RPH) di Lombok Tengah. Namun, yang menjadi kendala adalah pemotongan ternak sapi di luar RPH yang sulit dikendalikan, sehingga pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan pemotongan hewan sakit atau terkena wabah PMK.

"Dari 378 ekor ternak sapi yang terkena wabah PMK itu, telah banyak yang sembuh. Sehingga kita berharap warga jangan panik dan tidak melakukan pemotongan," katanya.