PEMBANGUNAN PLTU BATUBARA DI LOMBOK SARAT MASALAH

id

     Mataram, 30/9 (ANTARA) - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara di Dusun Taman dan Dusun Jeranjang, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, sarat masalah sehingga belum juga rampung sejak dikerjakan 30 April 2009.
     Manager Unit Pelaksana Konstruksi Pembangkit dan Jaringan Nusa Tenggara II PT PLN (Persero) M Dahlan Djamaludin, membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi di Mataram, Jumat.
     "Memang ada sejumlah kendala yang ditemui sehingga seperti ini kenyataannya, namun kami terus berupaya sebaik mungkin menyelesaikan permasalahan yang ada," ujarnya.
     Ia menjelaskan, kendala utama pembangunan PLTU Batubara di Jeranjang itu yakni kurangnya material yang diimpor dari China, dan adanya peralatan seperti Generator Transformer yang rusak saat didistribusi.
     Saat didistribusikan dari Surabaya, generator transformer itu jatuh dan rusak, sehingga diupayakan penggantinya, namun juga rusak saat truk pengangkutnya terbalik dalam perjalanan dari Surabaya menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat.
     "Jadi, sudah tiga mesin karena dua kali jatuh dan rusak, namun generator transformer itu masih dalam perjalanan dari Surabaya ke Lombok," ujarnya.
     Selain itu, kata Dahlan, proses administrasi barang impor itu juga berbelit-belit sehingga menyita waktu dan berdampak pada kelancaran pelaksanaan pembangunan PLTU Batubara itu.
     Pada tahapan konstruksi, juga menemui kendala teknis seperti saluran pipa pembuangan yang belum rampung karena sempat terkendala faktor pembebasan lahan, sehingga ditargetkan baru akan rampung pertengahan Oktober 2011.
     "Saat pengujian alat yakni tes tegangan tinggi sampai 250 bar juga terjadi kebocoran sehingga karet gasket harus diganti dan itu barang impor. Sudah diminta akan dikirim pakai pesawat namun belum juga sampai. Kami pun terus berupaya mengatasi masalah demi masalah yang ada itu dan mengerjakan yang bisa dikerjakan," ujarnya.
     Menurut Dahlan, saat ini tahapan pembangunan PLTU Batubara itu baru memasuki tahapan "Curing" (pelembaban dan perendaman) berupa pengoperasian batu tahan api (refraction) dalam "broiler" yang membutuhkan waktu paling sedikit delapan hari.
     Tahapan pemanasan itu baru akan rampung 3 Oktober mendatang, dan jika telah sesuai baru memasuki tahap berikutnya yang disebut 'Stim Blow" atau kegiatan seperti memasak air yang waktunya normalnya 14 hari sampai derajat pemanasan yang dikehendaki yakni 500 derajat dengan tekanan 90 bar.
     Tahapan selanjutnya, kata Dahlan, yakni sinkroninasi sistem namun harus diawali dengan persiapan "Silencer" yang membutuhkan waktu lima hari, kemudian masuk tahapan "loading test" yang juga butuh waktu lima hari.
     Selanjutnya tahapan uji keandalan (reliability run test) sistem selama 30 hari tanpa mesin mati, guna mengukur kapasitas energi listrik yang dihasilkan yakni 25 Mega Watt (MW) sesuai perencanaan.
     "Setelah itu, baru masuk tahapan komersial operasi atau COD, dan jika terlaksana sesuai rencana maka PLTU Batubara berkapasitas 1 x 25 MW dapat dimanfaatkan untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat di Pulau Lombok. Sekitar akhir Desember mendatang," ujarnya.
     Dahlan menyebut, secara keseluruhan progres pembangunan PLTU Batubara berkapasitas 1 x 25 MW itu sudah mencapai 90,2 persen.
     Sementara PLTU Batubara berkapasitas 2 x 25 MW lainnya yang juga tengah dibangun di Jeranjang, baru mencapai 48 persen dan diperkirakan baru akan rampung paling cepat pertengahan 2012.
     Sesungguhnya, PLN sudah merencanakan pembangunan PLTU Batubara berkapasitas 75 MW pada lahan seluas 32 hektare yang berlokasi di Dusun Jeranjang, Desa Kebun Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, sejak tahun anggaran 2007 dengan target realisasi di tahun 2009.
     Namun proses pembebasan lahan yang sudah ditempuh sejak Nopember 2007 belum juga tuntas karena masih ada pihak-pihak tertentu yang mempermasalahkannya.
     Setelah menempuh jalur konsinyasi di Pengadilan Negeri (PN) Mataram, pembangunan PLTU Jeranjang itu dimulai 30 April 2009.    
     Sejak 30 April 2009 itu, pemerintah mulai membangun PLTU Batubara di dua lokasi masing-masing di Dusun Taman dan Dusun Jeranjang, Desa Kebon Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, yang diawal pembangunanya ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua dan ketiga tahun 2010, yang pada kenyataan hingga kini belum juga terealisasi.
     PLTU yang dibangun di Dusun Taman dinamakan PLTU 1 Lombok  berkapasitas 1 x 25 MW yang dibiayai oleh APBN sesuai DIPA Departemen ESDM tahun anggaran 2009,dan ditargetkan beroperasi pada triwulan kedua tahun 2010.
     Total biaya pembangunan PLTU itu sebesar Rp296,3 miliar, dan khusus tahun anggaran 2009 pelaksanaan proyek tersebut mendapat dukungan dana stimulus sebesar Rp68,8 miliar selain alokasi DIPA reguler tahun 2009 sebesar Rp64,2 miliar.
     Pelaksanaan proyek PLTU 1 Lombok itu dipercayakan kepada perusahaan konsorsium yang terdiri dari PT Wasa Mitra Engineering, PT Twink Indonesia dan PT Ciria Putra Sinergi. 
     Sementara PLTU di Dusun Jeranjang dinamakan PLTU 2 Lombok berkapasitas 2 x 25 MW yang dibiayai dari anggaran PLN (APLN) yang juga merupakan bagian dari Program Percepatan 10 ribu MW Tahap I.
     Pembangunan PLTU 2 Lombok itu dipercayakan kepada PT Barata Indonesia (Persero) dengan sistem "turnkey" (EPC), dengan nilai kontrak yang terbagi dalam dua bagian mata uang yakni sebanyak 30,7 juta dolar AS dan Rp354,3 miliar. (*)