Ekspor kain meningkat seiring pulihnya aktivitas sosial

id LPEI,IEB Institute,Ekspor,UMKM,Kain

Ekspor kain meningkat seiring pulihnya aktivitas sosial

Indonesia Eximbank Institute Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menilai meningkatnya ekspor produk kain Indonesia pada kuartal I 2022 terjadi seiring pulihnya aktivitas sosial. (ANTARA/HO-LPEI)

Jakarta (ANTARA) - Indonesia Eximbank (IEB) Institute Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) menilai meningkatnya ekspor produk kain Indonesia pada kuartal I 2022 terjadi seiring pulihnya aktivitas sosial.

Ekspor kain (Harmonized System Code 56 – 60) yang merupakan bagian dari industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) secara kumulatif pada Januari – Maret 2022 mencapai 146,55 juta dolar AS atau mengalami kenaikan 14,63 persen (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Secara umum, peningkatan penjualan kain didorong oleh pulihnya permintaan apparel, seiring dengan aktivitas sosial yang kembali normal pasca terkendalinya penyebaran Varian Omicron," kata Kepala Divisi IEB Institute LPEI Rini Satriani lewat keterangan di Jakarta, Rabu.

Sementara itu, dari sisi volume ekspor kain tercatat sebesar 30,93 ribu ton, atau meningkat 7,57 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Sandiaga Uno optimistis produk kain tenun Bima menembus pasar ekspor

Berdasarkan data yang diolah oleh IEB Institute, selama kuartal I 2022, nilai dan pertumbuhan ekspor kelima negara tujuan ekspor kain Indonesia yaitu ke Jepang sebesar 28,33 juta dolar AS atau tumbuh 13,78 persen (yoy), Vietnam sebesar 18,15 juta dolar AS dengan tumbuh 11,5 persen (yoy), Amerika Serikat sebesar 11,07 juta dolar AS atau naik 11,91 persen (yoy) dan India sebesar 10,25 juta dolar AS atau tumbuh 31,05 persen (yoy).

Sedangkan untuk periode yang sama ekspor kain Indonesia ke Korea Selatan mengalami penurunan 11,5 persen atau mencapai 8,23 juta dolar AS.

Pertumbuhan ekspor kain ke negara tujuan utama mengalami peningkatan, kecuali Korea Selatan yang diakibatkan oleh tingginya kasus infeksi COVID-19 selama tiga bulan pertama pada tahun ini.