Minyak menguat, tapi catat penurunan mingguan khawatir resesi

id harga minyak,minyak berjangka,minyak Brent,minyak WTI,khawatir resesi,pasokan ketat

Minyak menguat, tapi catat penurunan mingguan khawatir resesi

Ilustrasi - Matahari tenggelam dibelakang pompa sumur minyak. ANTARA/REUTERS/Christian Hartmann/aa.

New York (ANTARA) - Harga minyak naik lebih dari tiga dolar AS per barel pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), didukung oleh pasokan yang ketat tetapi mereka mencatat penurunan mingguan kedua di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dapat mendorong ekonomi dunia ke dalam resesi.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 3,07 dolar AS atau 2,8 persen, menjadi menetap di 113,12 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus menguat 3,35 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi ditutup di 107,62 dolar AS.

Untuk minggu ini, WTI menunjukkan penurunan 1,8 persen, mengikuti penurunan 9,2 persen minggu sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya sejak April, WTI membukukan kerugian mingguan berturut-turut. Sebelum ini, telah reli non-stop tujuh minggu berturut-turut.

Federal Reserve AS "berbicara sangat hawkish yang merusak reli minyak, tetapi sentimen sedikit berubah terutama pada data ekonomi yang kuat," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Baca juga: Harga Minyak dunia beragam karena ketegangan AS-Iran

Pada Kamis (23/6/2022), Ketua Fed Jerome Powell mengatakan fokus bank sentral untuk mengendalikan inflasi adalah "tanpa syarat", menambah kekhawatiran tentang lebih banyak kenaikan suku bunga. Sebuah survei pada Jumat (24/6/2022) menunjukkan sentimen konsumen AS mencapai rekor terendah pada Juni bahkan ketika prospek inflasi sedikit membaik.

Invasi Rusia ke Ukraina memperburuk pasokan yang ketat tahun ini tepat ketika permintaan telah pulih dari pandemi COVID, dan minyak mendekati level tertinggi sepanjang masa 147 dolar AS yang dicapai pada 2008.