GERNAS REVITALISASI KAKAO DI NTB SEGERA DIMULAI

id

     Mataram, 28/11 (ANTARA) - Gerakan Nasional Percepatan Revitalisasi Kakao di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang mencakup intensifikasi dan peremajaan atau rehabilitasi kebun, segera dimulai yang diawali di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur.

     Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Ihya Ulumuddin, di Mataram, Senin, mengatakan, peluncuran Gerakan Nasional (Gernas) Percepatan Revitalisasi Kakao di Provinsi NTB itu, akan digelar Selasa (29/11), di Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara.

     "Ini Gernas Kakao pertama di NTB, yang mencakup dua kabupaten yakni Lombok Utara dan Lombok Timur," ujarnya.

     Ia mengatakan, peluncuran Gernas Percepatan Revitalisasi Kakao di wilayah NTB itu, akan ditandai dengan penanaman sekaligus penyerahan bibit kakao, oleh Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, dan pejabat dari Kementerian Pertanian.

     Program Gernas Percepatan Revitalisasi Kakao itu dicanangkan Kementerian Pertanian untuk periode 2009-2011, dan merupakan program lanjutan dari Gernas Kakao yang dicanangkan pada 2007 yang mencakup sembilan provinsi.

     Provinsi sasaran untuk program lanjutan Gernas Kakao itu bertambah dari tujuh menjadi 15 provinsi, termasuk Provinsi NTB namun tidak mencakup semua daerah kabupaten.

     Sasaran Gernas Kakao yakni intensifikasi dan peremajaan/rehabilitasi kebun yang sudah ada agar lebih produktif.

     Dukungan anggaran untuk Gernas Percepatan Revitalisasi Kakao di Provinsi NTB mencapai Rp10,99 miliar lebih yang bersumber dari APBN dan APBD, untuk perbaikan mutu tanaman kakao seluas 1.500 hektare di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur.

     Cakupannya yakni intensifikasi lahan kakao seluas 1.500 hektare dan peremajaan seluas 400 hektare, di dua kabupaten.

     Kegiatan intensifikasi berupa pemberian pupuk dan insektisida kepada 30 kelompok tani yang menggarap lahan seluas 600 hektare di Kabupaten Lombok Utara, dan 20 kelompok tani yang menggarap lahan seluas 500 hektare di Lombok Timur.

     Sedangkan kegiatan peremajaan berupa pembagian bibit tanaman kakao sebanyak 400 ribu bibit kepada petani yang menggarap 250 hektare lahan di Lombok Utara maupun 150 hektare lahan di Lombok Timur.

     "Kelompok tani sasaran merupakan petani yang memiliki lahan kakao yang usia tanaman itu telah lebih dari 25 tahun, namun terkena serangan hama penyakit sehingga kurang produktif. Makanya diberikan bibit baru agar dapat memproduksi kakao kualitas unggul di masa mendatang," ujarnya.

     Ihya mengatakan, potensi areal tanaman kakao di wilayah NTB mencapai 16.732 hektare, namun sejauh ini baru sekitar 6.000 hektare yang dimanfaatkan, sehingga masih ada 10 ribu lebih hektare areal potensial kakao.

     Produksi kakao dari areal seluas 6.000 hektare itu baru mencapai 2.535 ton atau sekitar 600 kilogram per hektare.    

     "Harapannya dengan adanya Gernas Percepatan Revitalisasi Kakao maka produktivitas kakao NTB akan semakin baik dan dapat mencapai target produksi yang diharapkan," ujarnya. (*)