AKTIVITAS PERKANTORAN DI KECAMATAN LAMBU MASIH LUMPUH

id

    Mataram, 28/12 (ANTARA) - Aktivitas perkantoran di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, masih lumpuh total akibat  masih berlangsung blokade jalan pascatragedi berdarah di Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima 24 Desember 2011.

     Kabag Humas dan Protokoler Setkab Bima Aris Gunawan saat dihubungi dari Mataram, Rabu mengatakan, masyarakat Lambu masih trauma sehingga blokade jalan masih dilakukan.

     "Masih ada blokade sampai tadi pagi, makanya aktivitas perkantoran lumpuh total," ujarnya.

     Blokade jalan itu, kata Aris, terjadi karena masyarakat khawatir akan datang aparat kepolisian untuk menangkap mereka.

     Aparat pemerintahan kecamatan pun masih meragukan jaminan keamanan sehingga belum bisa masuk kantor.

     Sebelumnya blokade jalan di semua jalur di tiga desa di Kecamatan Lambu, kini hanya jalan tertentu di Desa Soro dan Melayu.

     Desa Rato yang sebelumnya juga diblokir, dengan tumpukan batu dan kayu, sejak Selasa (27/12) sudah dibuka setelah ada pendekatan persuasif dari aparat kepolisian.

     Karena itu, Forum Koordinasi Pimpinan Kabupaten Bima mengagendakan kunjungan lapangan, bersama Forum Koordinasi Pimpinan Provinsi NTB, guna meyakinkan warga agar tidak lagi memblokade jalam umum.

     "Langkah persuasif tetap diutamakan, sekaligus menyosialisasikan keputusan Bupati Bima tentang penghentian sementara aktivitas pertambangan PT Sumber Mineral Nusantara," ujarnya.

     PT Sumber Mineral Nusantara (SMN) mengantongi IUP bernomor 188/45/357/004/2010 yang diterbitkan Bupati Bima Ferry Zulkarnaen, mencakup areal tambang seluas 24.980 Hektare, yang mencakup wilayah kecamatan Lambu, Sape dan Langgudu.

    "Bupati Bima tidak bisa mencabut IUP itu karena tidak ada dasarnya, kecuali penghentian sementara sambil mencari solusi terbaiknya," ujar Aris.      

     Pada 24 Desember 2011, aparat Polres Bima yang didukung Satuan Brigade Mobil (Brimob) Polda NTB dan satuan TNI serta aparat terkait lainnya, membubarkan paksa aksi unjuk rasa ribuan warga disertai blokade ruas jalan menuju Pelabuhan Sape, yang telah berlangsung sejak 19 Desember 2011.

     Pelabuhan Sape berlokasi di Kecamatan Sape, namun warga pengunjuk rasa yang menguasai kawasan itu merupakan penduduk Kecamatan Lambu, yang melakukan aksi protes terhadap usaha penambangan di wilayah Lambu.      

    Polisi menggempur pengunjuk rasa dengan tembakan hingga dua orang  tewas terkena peluru, dan puluhan warga pengunjuk rasa lainnya luka-luka.

    Kedua korban tewas itu yakni Arif Rahman (18) dan Syaiful (17), keduanya warga Desa Suni, Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima.    

    Warga pengunjuk rasa yang digempur polisi kocar-kacir hingga kabur ke wilayah Kecamatan Lambu kemudian memblokade jalan. (*)