KENAIKAN HARGA TOMAT PICU INFLASI DI NTB

id

      Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat mencatat kenaikan harga tomat memicu inflasi di Kota Mataram dan Kota Bima pada Desember 2011 sebesar 1,60 persen.

     "Dari 20 komoditas penyumbang inflasi gabungan di Kota Mataram dan Kota Bima, tomat yang paling tinggi, diikuti kenaikan harga beras," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Soegarenda, di Mataram (3/1).

     Ia mengatakan, laju inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima pada Desember 2011 sebesar 1,60 persen dan laju inflasi tahun kalender (Desember 2011 - Desember 2010) mencapai 6,55 persen, sedangkan laju inflasi "year on year" (y o y) atau tahun ke tahun untuk Desember 2011 terhadap Desember 2010 sebesar 6,55 persen.

    Kelompok penyumbang inflasi gabungan Kota Mataram dan Kota Bima adalah kelompok bahan makanan sebesar 4,22 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,15 persen.

     Untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan indeks sebesar 0,74 persen dan kelompok kesehatan 0,05 persen, sedangkan penurunan indeks terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,11 persen.

     "Sisanya kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan tidak memberikan sumbangan terhadap inflasi yang terjadi pada Desember 2011," ujarnya.

     Ia mengatakan, dari 66 kota di Indonesia yang menghitung indeks harga konsumen (IHK) tercatat semua kota mengalami inflasi pada Desember 2011.

     Inflasi tertinggi terjadi di Kota Kupang sebesar 2,19 persen dan terendah di Kota Tanjung Pinang 0,02 persen.

     Di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, dari lima kota yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi, yaitu Kota Kupang sebesar 2,19 persen, Kota Mataram 1,71 persen, Kota Bima 1,19 persen, Kota Maumere 0,73 persen dan Kota Denpasar sebesar 0,49 persen.

(*)