RSUD Mataram kembali merawat pasien COVID-19

id covid,satu,pasien

RSUD Mataram kembali merawat pasien COVID-19

Gedung RSUD Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. ANTARA/Nirkomala

Mataram (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram, kembali merawat satu pasien COVID-19 dan sembilan pasien COVID-19 lainnya dirawat di rumah sakit swasta dan Rumah Sakit Provinsi (RSUP) Nusa Tenggara Barat.

Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Mataram dr Hj Eka Nurhayati di Mataram, Selasa, mengatakan, pasien COVID-19 yang dirawat saat ini berasal dari Jati Sela, Kabupaten Lombok Barat.

"Pasien itu menjadi pasien pertama kita yang dirawat sejak penyebaran COVID-19 mulai melandai di awal tahun, karena temuan kasus setiap hari nol," katanya.

Menurutnya, pasien COVID-19 tersebut saat ini berada di ruang isolasi dan dalam proses pemulihan karena memiliki penyakit komorbid.

"Harapan kita, tidak ada lagi tambahan pasien COVID-19 kendati kita memiliki berbagai sarana dan prasarana perawatan pasien COVID-19," katanya.

Terkait dengan itu, Eka mengimbau masyarakat agar kembali disiplin menerapkan protokol kesehatan COVID-19 sebagai upaya pencegahan dan memutus rantai penyebaran COVID-19.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat per tanggal 1 Agustus 2022 pukul 17.00 Wita mencatat satu pasien dari Kota Mataram dinyatakan sembuh sehingga pasien yang masih isolasi tercatat sebanyak 10 orang.

Jumlah pasien tersebut meningkat dibandingkan dengan data per tanggal 26 Juli 2022, dengan jumlah pasien yang masih isolasi sebanyak tujuh orang.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi sebelumnya mengatakan, pasien kasus positif COVID-19 yang saat ini sedang melakukan isolasi rata-rata dari pelaku perjalanan luar daerah.

"Mereka itu rata-rata bergejala ringan dan isolasi mandiri. Tapi ada juga yang dirawat karena komorbid di RS Harapan Keluarga dan RSU Provinsi NTB," katanya.

Menurut Usman, sejak terjadinya peningkatan kasus baru COVID-19 di beberapa daerah, kasus di Mataram juga tetap ada kasus tapi penularannya sangat landai.

"Kasus baru ada, tapi penularannya lambat dan rata-rata gejala ringan sehingga bisa isolasi mandiri," katanya.