Disdag mengusulkan operasi pasar murah di empat pasar tradisional Mataram

id harga,OPM,mataram

Disdag mengusulkan operasi pasar murah di empat pasar tradisional Mataram

Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram. (Foto: ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan kegiatan operasi pasar murah (OPM) ke Bank Indonesia (BI) pada empat pasar tradisional di daerah tersebut untuk menstabilkan harga beberapa komoditas yang mengalami lonjakan.

Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat, mengatakan, empat pasar tradisional yang diusulkan menjadi lokasi OPM adalah Pasar Mandalika, Kebon Roek, Sindu, dan Pasar Pagesangan.

"Dari empat pasar yang kami usulkan, BI baru menyetujui OPM di Pasar Kebon Roek selama tiga hari yakni tanggal 6-8 Agustus 2022," kata Sri Wahyunida.

Dalam kegiatan OPM, lanjutnya, BI bekerja sama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang di dalamnya terdapat dinas/instansi terkait seperti Bulog, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Kelautan dan Perikanan, serta lainnya.

"Karena itu, komoditas yang dijual pada kegiatan OPM berasal dari binaan BI, sehingga harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pasar," katanya.

Menurutnya beberapa komoditas yang saat ini mengalami gejolak harga antara lain, telur, bawang, cabai rawit, cabai besar, dan cabai keriting.

Untuk harga telur, kata Sri, hari ini (Jumat 5/8) harganya pada posisi Rp55.000 per 30 butir, bawang Rp35.000 per kilogram, cabai rawit Rp45.000 per kilogram, cabai besar Rp40.000 per kilogram dan cabai keriting Rp50.000 per kilogram.

Sementara kalau di OPM, harga telur bisa ditekan menjadi Rp45.000 per 30 butir bahkan di bawah itu, sedangkan harga bawang bisa menjadi Rp22.000 per kilogram.

"Begitu juga untuk komoditas lainnya di OPM, jauh lebih murah karena yang berjualan merupakan binaan dari BI," katanya.

Sementara untuk antisipasi terjadinya pembelian yang berlebihan dan tidak tepat sasaran, katanya, selama kegiatan OPM akan diawasi Satgas Perdagangan dan Satpol PP.

Selain itu, kendati pembelian tidak dibatasi, namun ketika ada orang yang membeli di luar untuk kebutuhan akan dipertanyakan.

"Jangan sampai mereka beli murah di OPM, kemudian dijual lagi. Saya rasa kalau untuk konsumsi sendiri beli bawang satu kilogram saja sudah kebanyakan," kata Sri.

Sri mengutarakan harapannya agar dengan adanya kegiatan OPM ini bisa membantu menstabilkan harga komoditas yang saat ini masih mengalami gejolak harga di pasar.