NTB PERTANYAKAN KRONOLOGI TEWASNYA TIGA TKI

id

     Mataram, 19/4 (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mempertanyakan kronologi tewasnya tiga orang Tenaga Kerja Indonesia asal Lombok Timur di Malaysia, yang dilaporkan meregang nyawa setelah ditembak. 

     "Kami pertanyakan kronologinya agar menjadi jelas. Surat resmi sudah dikirim ke KBRI Malaysia dan pihak terkait lainnya," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Mokhlis, di Mataram, Kamis.

     Ketiga korban tewas itu yakni Matnur, warga Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, dan Abdul Kadir Jaelani serta Herman, warga Dusun Pancor Kopong Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lotim. Ketiga masih memiliki hubungan kekeluargaan, yakni paman dan keponakan.

     Mokhlis mengatakan, Pemerintah Provinsi NTB mempertanyakan kronologi tewasnya tiga TKI itu karena sanak keluarganya merasa ada yang tidak beres di tubuh jenasah korban tewas akibat penembakan itu.

     Apalagi, surat pemberitahuan dari Kedutaan Besar RI (KBRI) Malaysia tidak menjelaskan kronologi tewasnya ketiga TKI asal Lombok Timur itu. Hanya, penjelasan bahwa ketiganya tewas karena ditembak aparat di Malaysia.

     "Senin (16/4) lalu, kami dan pejabat BP3TKI NTB bersilaturahmi ke keluarga duka di Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Lombok Timur, dan mendengar keluhan sanak keluarga korban tewas itu," ujarnya.

     Sanak keluarga korban tewas itu, menduga ada indikasi praktik jual-beli organ tubuh, karena adanya jahitan pada kedua mata, di dada dan perut korban. Mata dan organ dalam jasad itu diduga telah diambil.

     Dugaan itu merujuk kepada penuturan Herman, salah seorang anggota keluarga yang melihat langsung kondisi jasad ketika TKI korban penembakan itu, sebelum dikafani dan dimasukkan kedalam kotak saat berada di Rumah Sakit Produksien Malaysia, kemudian diterbangkan ke Indonesia.

     Ketiga jasad TKI yang bekerja sebagai buruh bangunan di Malaysia itu, tiba di kampung halamannya, Kamis (12/4), lalu dikuburkan sanak keluarganya.

     Herman merupakan utusan keluarga ketiga TKI itu untuk mengambil jasad korban tewas, di Malaysia, yang juga menceritakan kejanggalan yang ditemuinya itu, kepada pejabat Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transimigrasi (STT) Lombok Timur, Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) NTB, LSM Koslata NTB dan lembaga Advokasi Buruh Migran Indonesia (ADBMI).

     "Makanya, kami surati para pihak terkait untuk meminta kejelasan kronologi tewasnya ketiga TKI asal Lombok Timur itu. Selain ke KBRI Malaysia, surat resmi itu juga ditujukan kepada Menakertrans, Menlu, yang tembusannya dialamatkan kepada BNP2TKI," ujar Mokhlis.

     Upaya koordinasi yang lebih intens, kata Mokhlis, juga dilakukan dengan Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Tatang Razak, guna memperoleh kejelasan masalah agar sanak keluarganya di Lombok Timur, NTB, menjadi tenang. (*)