PULAU BUNGIN AKAN DIKUNJUNGI PESERTA HARI NUSANTARA

id

     Mataram, 4/7 (ANTARA) - Pulau Bungin yang terletak di Kecamatan Alas, kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), akan dikunjungi oleh peserta puncak peringatan Hari Nusantara tingkat nasional, 13 Desember 2012.
     "Pulau Bungin merupakan salah satu 'venue' puncak peringatan Hari Nusantara 2012 tingkat nasional, sehingga akan dikunjungi perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia," kata Kabag Humas dan Protokoler Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Rabu.  {jpg*2}
     Ia mengatakan, dalam rencana kegiatan puncak peringatan Hari Nusantara 2012, pantai Labuhan Haji di Kabupaten Lombok Timur, merupakan lokasi utama pelaksanaan kegiatan nasional itu.
     Di lokasi itu akan ada defile kapal yang salah satu rutenya di perairan Pulau Sumbawa, sehingga memungkin melintasi perairan dekat Pulau Bungin.
     "Makanya, Pulau Bungin itu akan ditata sedemikian rupa akan berciri khas dan menjadi objek wisata budaya sehingga menarik untuk dikunjungi peserta Hari Nusantara yang berasal dari berbagai provinsi," ujarnya.
     Salah satu sasaran penataannya, kata Tri, yakni dermaga apung dan jalan apung sepanjang 2 mil dari bibir pantau Pulau Sumbawa. Dermaga dan jalan apung itu dibangun sejak 2006 dan kini sudah mulai rusak.
     Warga yang menggunakan jalan apung itu membutuhkan waktu sekitar 25 menit dari bibir pantai Pulau Sumbawa. Jika menggunakan perahu motor sekitar 15-20 menit.
     "Pada Jumat (6/7) Pak Wagub akan kesana bersama belasan pimpinan SKPD terkait. Memang harus disiapkan sejak dini sebelum pelaksanaan Hari Nusantara 2012," ujarnya.
     Peringatan Hari Nusantara jatuh setiap tanggal 13 Desember, dan mulai diperingati sejak 1999. Secara resmi Hari Nusantara telah ditetapkan Pemerintah melalui Keppres No.126/2001.
     Penetapkan tanggal Hari Nusantara merujuk pada pernyataan Perdana Menteri H Djuanda yang disampaikan pada tanggal 13 Desember 1957, pernyataan ini selanjutnya dikenal dengan nama Deklarasi Djuanda.
     Dalam deklarasi tersebut, Indonesia berhasil menambah luas teritorial menjadi 12 mil dan Zone Economic Exclusive, yaitu bagian perairan internasional namun Indonesia mempunyai hak berdaulat untuk memanfaatkan sumber daya alam termasuk yang ada di dasar laut dan di bawahnya serta Landas Kontinen sejauh 300 mil.
     Deklarasi Djuanda merupakan dasar bagi Indonesia menjadi Negara Kepulauan (archipelagic state) guna mewujudkan konsep Wawasan Nusantara NKRI.
     Karenanya, peringatan Hari Nusantara harus menjadi spirit untuk mencegah disintegrasi bangsa dan menjaga serta membangun NKRI menjadi lebih baik. Penyelenggaraan peringatan Hari Nusantara yang dilaksanakan setiap tahun, pelaksanaannya digilir dari daerah Indonesia Barat ke wilayah Indonesia Timur.
     Sementara Pulau Bungin yang menjadi salah satu lokasi peringatan Hari Keluarga 2012 itu, dijuluki pulau terpadat di dunia karena luasnya hanya tujuh hektare namun dihuni oleh 708 Kepala Keluarga (KK) atau 3.045 jiwa.
     Pulau dengan kepadatan penduduk empat orang per 100 meter persegi itu rentan konflik sosial atau terlibat berbagai permasalahan sosial.
     Selain itu, pulau yang dihuni para nelayan beserta sanak keluarganya itu juga memunculkan cerita unik yakni kambing makan kertas karena tidak ditemukan rumput.
     Warga yang mendiami pulau kecil itu umumnya berasal dari suku Bajo, Provinsi Sulawesi Selatan, dan berprofesi nelayan.
     Namun, luas pulau itu semakin bertambah karena warga setempat menimbun material tanah dan batu bibir pantai agar dapat menjadi lahan tempat tinggal.
     Konon, hukum adat perkawinan warga Bungin yang menjadi alasan pulau itu tetap mampu menampung pertambahan jumlah penduduknya, yakni pasangan muda-mudi yang hendak menikah wajib membangun lokasi sendiri untuk mendirikan rumah mereka.
     Pasangan itu harus mengumpulkan batu karang untuk ditumpuk pada sisi luar pulau yang ditentukan. Ukuran lokasinya bisa mencapai 6 x 12 meter persegi.
     Setelah lokasi terbentuk, baru mereka boleh menikah dan mendirikan rumah dan itu sebabnya luas pulau Bungin terus bertambah dari tahun ke tahun. (*)