PESERTA LATSITARDANUS DIMINTA JUNJUNG TINGGI KEARIFAN LOKAL

id

     Mataram, 18/11 (ANTARA) - Peserta Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) ke-33, yang dipusatkan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), diminta untuk menjunjung tinggi kearifan lokal sebagai modal membangun kebersamaan di masyarakat.

     "Junjung tinggi kearifan lokal dan kembangkan secara kreatif nilai-nilai kebudayaan sebagai aset bangsa dalam memperkokok jati diri dan masyarakat yang berkepribadian dan berkebudayaan nasional," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, pada upacara pembukaan Latsitardanus, di Mataram, Minggu.

     Pembukaan Latsitardanus itu dihadiri Kapolri Polisi Jenderal Timur Pradopo, dan para pimpinan TNI Angkatan Laut, Udara dan Darat, serta Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi beserta Wakilnya H Badrul Munir, dan para pimpinan institusi terkait di wilayah NTB.

     Kegiatan Latsitardanus itu merupakan kurikulum integrasi tingkat akhir para taruna Akmil, AAU, AAL dan Akpol serta calon praja IPDN, sebagai tahapan pendidikan diluar kampus, sebelum mereka dilantik menjadi perwira TNI dan Polri serta Praja IPDN.

     Peserta Latsitadanus 2012 yang berjumlah lebih dari 1.200 orang itu berasal dari para taruna Akademi Militer, Akademi Angkatan Laut (AAL), Akademi Angkatan Udara (AAU), Akademi Kepolisian (Akpol) praja Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), dan mahasiswa.           Peserta dari Akademi Militer sebanyak 239 orang, AAL sebanyak 105 orang, AAU sebanyak 109 orang, Akademi Kepolisian (Akpol) sebanyak 293 orang terdiri dari taruna sebanyak 244 orang dan taruni 45 orang.

     Peserta dari unsur praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebanyak 200 orang, terdiri dari 150 orang praja laki-laki dan 50 orang praja wanita, dan mahasiswa sebanyak 162 orang, terdiri dari mahasiswa sebanyak 102 orang dan mahasiswi sebanyak 60 orang.

     Puncak acara Latsitarda 2012 itu pada 17 Desember 2012 atau bertepatan dengan HUT ke-54 Pemprov NTB.

     Agus juga mengharuskan peserta Latsitardanus memahami dan menghayati serta menginterpretasi sistem kebudayaan dengan semangat untuk menjadikan landasan moral dalam melaksanakan tugas pengabdian terhadap bangsa dan negara.

     "Hindari perbuatan tercela yang dapat merusak nama baik pribadi dan institusi, dan tunjukkan kepada masyarakat bahwa kalian generasi penerus bangsa yang berprestasi dan membanggakan," ujarnya.

     Ia berharap kegiatan Lasitardanus di wilayah NTB itu menjadi wahana integrasi generasi muda calon pemimpin bangsa di masa mendatang, serta menjadi media membangun kebersamaan dengan masyarakat melalui bhakti nyata sebagai wujud kepedulian sosial yang semuanya itu merupakan modal pembangunan, dan memperkuat persatuan dan kesatuan.

     Harapan tersebut sejalan dengan tema Latsitardanus ke-33 yakni "melalui Latsitardanus kita tingkatkan kemanunggalan TNI, Polri, mahasiswa dan masyarakat dalam rangka percepatan pembangunan perekonomian daerah di NTB".

     Untuk itu, para peserta Latsitardanus harus merajut kebersamaan dengan masyarakat dalam membangun daerah di Provinsi NTB, melalui kegiatan karya bhakti, penyuluhan, penghijauan, bantuan sosial, aplikasi teknologi dan pengobatan massal.

     "Semua ini merupakan panggilan moral guna membantu percepatan pembangunan, kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di NTB," ujarnya. (*)