PANGLIMA TNI INSTRUKSIKAN PENGAWASAN KETAT PESERTA LATSITARDANUS

id

     Mataram, 18/11 (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menginstruksikan pengawasan ketat terhadap para peserta  Latihan Integrasi Taruna Wreda Nusantara (Latsitardanus) ke-33, yang dipusatkan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), 17 November hingga 16 Desember 2012, agar terhindar dari berbagai hal yang tidak diinginkan.

     "Pengawasan terhadap para peserta terus dilakukan siang malam, jangan sampai ada hal-hal yang tidak kita inginkan, yang pada akhirnya justru memberikan citra negatif, bagi TNI, Polri maupun IPDN dan mahasiswa," kata Agus pada pertemuan singkat usai upacara pembukaan Latsitardanus ke-33, di Mataram, Minggu.

     Pertemuan singkat itu digelar untuk mendengar laporan Komandan Resimen Taruna Latihan (Danmentarlat) Akademi TNI Kolonel Inf Benny Susianto, tentang rencana kegiatan Latsitardanus tersebut.

     Dalam laporannya, Benny mengemukakan bahwa kegiatan Latsitardanus 2012 itu diikuti oleh 1.292 orang peserta dan 247 orang pengasuh.

     Sebanyak 1.292 orang peserta Latsitadanus itu, berasal dari para taruna Akademi Militer, Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL), Karbol Akademi Angkatan Udara (AAU), Taruna-taruni Akademi Kepolisian (Akpol) calon praja Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), dan mahasiswa.          

     Peserta dari Akademi Militer sebanyak 239 orang, AAL sebanyak 105 orang, AAU sebanyak 109 orang, Akademi Kepolisian (Akpol) sebanyak 293 orang terdiri dari taruna sebanyak 244 orang dan taruni 45 orang.

      Peserta dari unsur praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) sebanyak 200 orang, terdiri dari 150 orang praja laki-laki dan 50 orang praja wanita, dan mahasiswa sebanyak 162 orang, terdiri dari mahasiswa sebanyak 102 orang dan mahasiswi sebanyak 60 orang.

      Materi latihan, yakni kegiatan fisik, berupa bhakti sosial seperti pembuatan pos kamling, pipanisasi di daerah tertentu, perbuatan jalan, perbaikan kantor desa, tempat ibadah, rumah tidak layak huni, pembuatan perpustakaan, serta melakukan reboisasi pohon bakau di beberapa tempat.

      Kegiatan non fisik berupa penyuluhan, riset sosial, pembekalan kejuangan, bhakti sosial dan promosi akademik TNI dan kepolisian.

      Selama kegiatan, para peserta Latsitardanus itu menginap di rumah penduduk dan fasilitas yang tersedia di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Utara.

      Sedangkan upacara penutupan Latsitardanus itu akan dilakukan pada 16 Desember 2012, dengan inspektur upacara Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo.

      Lebih lanjut Agus mengatakan, pengawasan ketat terhadap para peserta Latsitardanus itu juga dimaksudkan agar mereka bisa memenuhi sasaran yang diharapkan dalam latihan tersebut.

      "Disamping itu, selama latihan justru mereka harus meningkatkan kedekatan dengan masyarakat bukan sebaliknya menjauhkan diri dari masyarakat," ujarnya.

      Menurut pimpinan tertinggi di jajaran TNI itu, untuk mendekatkan peserta Latsitardanus  dengan masyarakat maka peserta harus paham betul kearifan lokal, dan adat istiadat budaya di masyarakat yang dijadikan daerah sasaran kegiatan.

      Oleh karena itu, pengawasan terhadap para peserta harus terus dilakukan siang malam, agar terhindar dari berbagai hal yang tidak diinginkan.

      "Saya yakin dan percaya semua itu sudah ditata, diatur, dan bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Saya dan Kapolri senantiasa memonitor kegiatan ini dari kantor di Jakarta, dan manakala ada hal-hal yang memerlukan tindakan secepatnya maka segera laporkan kepada kami Panglima TNI dan Kapolri," ujar Agus yang duduk berdampingan dengan Kapolri itu.

      Latsitardanus merupakan kegiatan kurikulum integratif taruna dewasa Akademi TNI dan Akademi Kepolisian serta Mahasiswa, yang bertujuan menumbuhkembangkan jiwa dan semangat integrasi, meningkatkan etika moral kejuangan truna sebagai upaya membangun soliditas TNI dan Polri, meningkatkan kemampuan akademik taruna.

     Selain itu, memberikan wawasan kepada para taruna dengan mengenal suatu daerah sebagai bagian integral wilayah NKRI, memupuk kemanunggalan TNI dengan masyarakat serta membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui karya bhakti dan penyuluhan. (*)