DISPERINDAG NTB SELIDIKI DUGAAN ELPIJI OPLOSAN

id

     Mataram, 13/12 (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat masih menyelidiki dugaan adanya elpiji 12 kilogram oplosan yang beredar di pasaran karena bisa merugikan konsumen.
     "Indikasi adanya elpiji oplosan memang ada. Hanya saja di mana lokasinya, siapa pelakunya, ini yang masih kami selidiki bersama dengan aparat dari Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB)," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB H Lalu Imam Maliki, di Mataram, Kamis.
     Ia mengatakan, pihaknya sudah menemukan adanya tabung elpiji 12 kilogram (kg) yang berasal dari Provinsi Bali, beredar di Kabupaten Lombok Timur, namun belum bisa dipastikan apakah benar elpiji oplosan.
     Karena itu, kata Maliki, pihaknya juga belum mengetahui secara pasti tabung elpiji untuk daerah pemasaran Bali, yang beredar di Kabupaten Lombok Timur, didatangkan langsung dari Bali dalam kondisi sudah terisi atau dalam keadaan kosong kemudian diisi di Lombok.
     Maliki mengaku sudah memerintahkan stafnya yang menangani masalah perlindungan konsumen untuk berkoordinasi dengan Disperindag Kabupaten Lombok Timur untuk menelusuri asal tabung elpiji 12 kg yang diduga oplosan itu.
     "Saya sudah perintahkan beberapa orang staf berangkat ke Lombok Timur hari ini untuk melakukan pemantauan di lapangan sekaligus mencari informasi terkait temuan elpiji yang diduga oplosan," ujarnya.
     Menurut dia, elpiji oplosan bisa merugikan konsumen, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga dari sisi keselamatan.
     Peristiwa meledaknya tabung elpiji di beberapa provinsi di Indonesia, beberapa tahun lalu diduga karena ulah oknum yang melakukan pengoplosan.
     "Untuk membuktikan dugaan adanya elpiji oploson harus melalui pengujian. Apalagi kalau harus menghitung jumlah yang dioplos berapa," ujarnya.
     Maliki mengimbau masyarakat pengguna elpiji untuk lebih teliti ketika membeli dan tidak membeli pada pelaku usaha yang tidak resmi.
     Seperti diketahui, elpiji 12 kg yang diduga oplosan beredar di beberapa daerah di Kabupaten Lombok Timur, seperti Kecamatan Masbagik, Sikur, Sakra, Keruak, Selong, Terara, Kotaraja.
     Elpiji 12 kg itu dijual dengan harga murah, yakni Rp79 ribu hingga Rp84 ribu per tabung, sedangkan harga resminya Rp89 ribu per tabung.

(ant)