AMM orasi kebangsaan di hadapan 1.000-an PKL

id Ali Masykur Musa (AMM), orasi kebangsaan, seribuan PKL NTB

AMM orasi kebangsaan di hadapan 1.000-an PKL

Tokoh nasional yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Dr Ali Masykur Musa MSi MHum, atau AMM, menyampaikan orasi kebangsaan di hadapan seribuan pedagang kaki lima (PKL) di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ka

"Yang pertama dan paling utama dalam bangsa ini, yakni menjunjung tinggi kebudayaan karena tidak ada negara di dunia ini yang tidak memiliki budaya, lalu negara itu menjadi kuat. Kesimpulannya, hanya negara yang mempunyai budaya tinggi yang akan menj
Mataram (Antara Mataram) - Tokoh nasional yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa (AMM) menyampaikan orasi kebangsaan di hadapan 1.000-an pedagang kaki lima di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis sore.

Orasi kebangsaan itu digelar setelah pengukuhan dan pelantikan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Pedagang Kaki Lima (APKLI) Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pengukuhan dan pelantikan DPW APKLI NTB itu disaksikan lebih dari seribu orang PKL, yang berlangsung di Jalan Pejanggik, depan Kantor Gubernur NTB.

Ketua DPW APKLI NTB H. Lalu Winengan dan Sekretarisnya Ispan Djunaidi beserta jajaran pengurus lainnya dikukuhkan dan dilantik oleh Ketua Umum DPP APKLI dr. Ali Mahsun MBiomed.

Doktor Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum. yang masih menjabat sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) itu menekankan dua hal utama untuk dipedomani PKL sebagai bagian dari anak bangsa, yakni budaya dan kepemimpinan.

"Yang pertama dan paling utama dalam bangsa ini, yakni menjunjung tinggi kebudayaan karena tidak ada negara di dunia ini yang tidak memiliki budaya, lalu negara itu menjadi kuat. Kesimpulannya, hanya negara yang mempunyai budaya tinggi yang akan menjadi negara besar pada masa mendatang," ujarnya.

Ia mengatakan, sejak zaman kebangkitan teknologi, negara maju karena tingkat kebudayaannya juga maju.

Negara yang sempat hancur pun jika mulai membangun, menurut dia, yang pertama kali dibangun adalah kebudayaannya.

"Karena budaya itulah sumber keindahan, etitude, dan etika bagi suatu negara. Negara Indonesia juga besar dan akan menjadi besar lagi manakala mengembangkan budaya secara baik," ujarnya.

Karena itu AMM mengajak para PKL di wilayah NTB pada khususnya dan PKL di Indonesia pada umumnya serta komponen masyarakat lainnya agar selalu mengembangkan budaya Indonesia, yang mengedepankan beragam budaya di daerah.

"Mari kita kembangkan budaya, Indonesia ada karena beragam budaya, suku, dan agama. Kalau tidak ada keberagaman, itu bukan keindahan. Artinya, tidak ada Indonesia kalau tidak ada budaya Sasak (suku di Pulau Lombok)," ujarnya.

Pada momentum itu, AMM mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya karena telah dikukuhkan sebagai bagian dari keluarga besar suku Sasak, dan dia diberi gelar "Tirangga Prianom Sasak".

Hal kedua yang menjadi penekanan AMM dalam orasi kebangsaan itu, yakni pola kepemimpinan yang bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), serta peduli terhadap rakyat kecil.

"Pemimpin yang baik itu, antara lain, ukurannya dapat menyejahterakan rakyat yang dipimpinnya. Itulah ujung dari kepemimpinan karena kekuasaan untuk menyejahterakan rakyat. Itu sudah ada dalam Undang-Undang Dasar 1945," ujarnya.

Ia menambahkan, jika ada pemimpin yang berkuasa tetapi rakyatnya tidak sejahtera, itu bukanlah pemimpin yang sesuai dengan amanat UUD 1945 dan Pancasila.

AMM juga berorasi menyemangati para pedagang kecil agar tetap bekerja keras mencari penghidupan dan tetap berperan dalam pembangunan daerah dan nasional.

Menurut dia, PKL harus tetap memiliki tempat usaha, yang tidak diganggu oleh kebijakan penggusuran atau ulah pihak-pihak tertentu.

"Saya minta dari Presiden sampai bupati dan camat agar selalu memperhatikan rakyat kecil, termasuk pedagang kaki lima, karena mereka-merekalah yang bisa menyanggah ekonomi Indonesia," ujarnya. (*)