PHRI NTB berharap penurunan okupansi hotel tidak signifikan

id Okupansi hotel berbintang, Lombok, Ramadhan

PHRI NTB berharap penurunan okupansi hotel tidak signifikan

Anggota PHRI NTB menghadiri rapat koordinasi dengan Komisi II DPRD NTB, terkait upaya promosi pariwisata. Rapat berlangsung di gedung DPRD NTB, Selasa (9/7). (Foto:antaramataram/Anwar) (Anggota PHRI NTB hadiri rapat di DPRD NTB)

"Itu harapan kami, dan kalau pun terjadi tentu sudah diantisipasi," kata Ketua PHRI NTB I Gusti Lanang Patra.
Mataram (Antara Mataram) - Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) berharap penurunan okupansi atau tingkat hunian kamar hotel berbintang di Pulau Lombok, tidak signifikan selama Ramadhan 1434 Hijriah.

"Itu harapan kami, dan kalau pun terjadi tentu sudah diantisipasi," kata Ketua PHRI NTB I Gusti Lanang Patra di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan, para bulan Ramadhan tahun lalu okupansi hotel berbintang di Kota Mataram hanya 20-30 persen saja, dan di resort (diluar Kota Mataram) masih mencapai 50 persen dari kapasitas kamar.

Namun, pengelola hotel berbintang di Pulau Lombok sudah memperkirakan penurunan drastis tingkat hunian kamar, sehingga lebih banyak bersabar menunggu krisis okupansi berlalu.

Apalagi, pada Mei dan Juni 2013 atau sebelum memasuki bulan Ramadhan, okupansi sempat "peak season".

"Jadi, kalau pun terjadi, kami sabar saja menunggu kembali `high season` hingga `peak season` yang diperkirakan mulai September atau setelah Lebaran hingga akhir tahun," ujarnya.

Lanang menyebut kapasitas kamar hotel berbintang di Pulau Lombok mencapai 4.500 unit, dan sedang bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah hotel berbintang hingga mencapai 40 unit.

Penambahan kamar hotel bintang diperkirakan mencapai 1.000 unit sampai akhir Desember 2013, sehingga kapasitas kamar hotel bintang diakhir tahun dapat mencapai 5.500 unit.

"Biasanya mulai September hingga Desember pesanan kamar hotel bintang menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Umumnya untuk kepentingan kunjungan wisatawan hingga liburan Natal dan perayaan Tahun Baru," tutur Gusti yang kesehariannya merupakan General Manager Hotel Lombok Raya, hotel berbintang tiga yang terletak di Kota Mataram, Ibu Kota Provinsi NTB.

Menurut Gusti, sejak tiga tahun terakhir ini terjadi tren peningkatan tingkat hunian kamar hotel berbintang di Pulau Lombok, meskipun "high season" hingga "peak season" masih terjadi pada bulan tertentu.

Peningkatannya berkisar antara 10-20 persen, dan bisa mencapai 30 persen karena cukup banyak pertemuan nasional dan internasional yang akan digelar.

Dengan demikian, peningkatan tingkat hunian kamar hotel dipengaruhi oleh banyaknya kegiatan rapat atau pertemuan skala nasional yang digelar di sejumlah hotel berbintang di NTB.

NTB merupakan salah satu daerah wisata "MICE" atau tempat pertemuan untuk mendukung program sejuta wisatawan pada 2012 yang dicanangkan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi. (*)