BPBD: Lima Kecamatan Lombok Tengah alami Kekeringan

id Lombok Tengah

BPBD: Lima Kecamatan Lombok Tengah alami Kekeringan

Ilustrasi - Bencana kekeringan (Ist)

Sampai saat ini ada lima dari 12 kecamatan di Lombok Tengah yang mengalami kekeringan, warga kekurangan air bersih
Mataram, (Antara) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah mencatat lima kecamatan di daerah itu saat ini dilanda kekeringan akibat musim kemarau.

"Sampai saat ini ada lima dari 12 kecamatan di Lombok Tengah yang mengalami kekeringan, warga kekurangan air bersih," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah Sahabudin saat dihubungi melalui telepon dari Mataram, Senin.

Ia menyebutkan, kelima kecamatan itu adalah Pujut, Praya Barat Daya, Praya Barat, Praya Timur, dan Janapria. Namun, dari lima kecamatan itu, paling parah dialami kecamatan Pujut. Lima kecamatan ini merupakan wilayah yang setiap tahun dilanda kekeringan.

"Kekeringan ini sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu, bahkan wilayah Lombok Tengah bagian selatan paling sering kekeringan," ucapnya.

Meski demikian, Sahabudin tidak bisa merinci berapa jumlah desa dan dusun yang mengalami kekurangan air bersih akibat kekeringan yang menimpa lima kecamatan tersebut. Akibat kemarau, permintaan distribusi air dari daerah yang dilanda kekeringan sudah dilakukan.

Namun, katanya, masih dalam skala kecil mengingat armada pengangkut air bersih dan anggaran yang terbatas.

"Kami sudah mengirimkan surat ke BNPB dan BPBD NTB untuk memasok air bersih ke daerah yang kekeringan," ujarnya.

Bahkan, menyusul kekeringan yang terjadi, Gubernur NTB telah bersurat kepada seluruh kabupaten/kota melalui BPBD untuk melakukan upaya-upaya tanggap darurat, termasuk koordinasi jika kekeringan semakin meluas.

Kendati begitu, kata Sahabudin, kasus kekeringan seperti sekarang ini sudah setiap tahun terjadi di daerah yang bermotokan "Tatas Tuhu Trasna" itu, Namun, kalaupun sampai meluas, hanya terjadi di kelima kecamatan itu.

Ia berharap kondisi kekeringan akibat kemarau tersebut tidak berlangsung lama, karena kalau masih lama, dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi masyarakat, khususnya di daerah yang kesulitan mendapatkan air bersih.