KPA: 93 Warga Mataram Meninggal akibat AIDS

id AIDS

KPA: 93 Warga Mataram Meninggal akibat AIDS

Ilustrasi - AIDS (Ist)

Sebanyak 93 yang meninggal itu, merupakan jumlah komulatif dari tahun 2001 hingga 2014 dari total kasus AIDS sebanyak 136 dan HIV sebanyak 145 kasus
Mataram,  (Antara)- Sekretaris I Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Mataram dr Margaretha Cephas mengatakan, sebanyak 93 orang warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat meninggal akibat AIDS.

"Sebanyak 93 yang meninggal itu, merupakan jumlah komulatif dari tahun 2001 hingga 2014 dari total kasus AIDS sebanyak 136 dan HIV sebanyak 145 kasus," katanya di Mataram, Kamis.

Dikatakannya, untuk menekan kasus-kasus itu berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS sudah dilakukan di Kota Mataram dengan strategi intervensi struktural sampai ke tingkat kecamatan dan kelurahan dengan memobilisasi satgas penanggulangan AIDS agar terbangun pemberdayaan masyarakat melalui kader peduli AIDS.

"Selain itu, sosialisasi terhadap bahaya HIV/AIDS terus digencarkan, baik ditingkat remaja maupun orang tua. Karena dampak dari HIV/AIDS sangat berbahanya jika ditularkan," katanya.

Akan tetapi, katanya, adanya perubahan perilaku populasi yang beresiko tinggi dan masih stigma diskriminasi dari masyarakat, menumbutuhkan proses berkesinambungan melalui berbagai pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi dengan pendekatan spriritual atau agama.

Oleh karena itu, saat ini KPA memiliki kelompok dukungan sebaya dengan orang HIV/AIDS yang melakukan pertemuan secara berkala untuk memberikan dukungan dan saling menguatkan satu dengan yang lainnya.

Kesempatan itu dimanfaatkan juga oleh pemerintah untuk terus mengimbau kepada mereka untuk tidak menularkan virus kepada orang, dan selalu bersifat terbukan dengan orang tua agar mudah mendapatkan masukan dan arahan.

"Pemerintah juga memberikan dukungan dalam bentuk peningkatan gizi, serta menyediakan tim konseling yang bertugas membina mereka di puskesmas," katanya.

Karena Kota Mataram memiliki lima puskesmas layanan komprehensif berkesinambungan (LKB) HIV/AIDS yakni Puskesmas Karang Taliwang, Puskesmas Pagesangan, Puskesmas Dasan Agung, Puskesmas Cakranegara dan Puskesmas Ampenan.

Dengan harapan, upaya-upaya itu bisa menekan dan mencegah penyebaran virus HIV/AIDS sekaligus penyebaran infeksi menular seksual (IMS) yang merupakan pintu masuk dari HIV/AIDS.

Pada tahun tahun 2014 ini saja terdata dari 2.621 kunjungan ke lima puskesmas LKB, terdiagnosa 1.560 IMS dari bulan Januari hingga Juli 2014.

"Dengan usia termuda 14 tahun dan ada juga 137 kasus berusia 15-19 tahun," katanya.