Kelangkaan Semen hambat Pembangunan Proyek Pemerintah

id Semen langka

Sekarang permintaan semen cukup tinggi karena banyak proyek yang harus diselesaikan sebelum akhir tahun
Mataram,  (Antara) - Kelangkaan semen di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, menyebabkan terhambatnya pengerjaan sejumlah proyek pemerintah seperti pembangunan rumah sakit.

"Saat ini stok semen merek Tiga Roda dan Tonasa kosong," kata Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumbawa Barat Siti Nuraini pada pertemuan membahas kenaikan harga barang pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis.

Hadir pada acara tersebut Asisten II Bidang Ekonomi Sekretariat Daerah NTB H Lalu Gita Aryadi, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag NTB Endang Khairuddin, Kepala Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Bulog) NTB M Sigiti, serta sejumlah pejabat terkait dari 10 kabupaten/kota di NTB.

Nuraini mengaku sudah melakukan pengecekan ke Pelabuhan Benete, Kabupaten Sumbawa Barat, dan menemukan semen yang diturunkan dari kapal hanya 30 ribu zak.

Akibat kelangkaan tersebut, kata dia, terjadi lonjakan harga semen yakni mencapai Rp69 ribu hingga Rp70 ribu per zak untuk mereka Tiga Roda. Padahal, harga normalnya Rp59 hingga Rp60 ribu per zak.

"Sekarang permintaan semen cukup tinggi karena banyak proyek yang harus diselesaikan sebelum akhir tahun," ujarnya.

Kondisi kelangkaan semen tidak hanya terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat, namun hampir di 10 kabupaten/kota di NTB, termasuk Kota Mataram.

Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Disperindag NTB Endang Khairuddin, mengatakan pasokan semen untuk wilayah Pulau Sumbawa sudah masuk untuk memenuhi kebutuhan di daerah itu, namun kemungkinan masih berada di gudang distributor.

Ia menyebutkan, pada 24 November 2014 sebanyak 4.250 ton semen sudah diturunkan dari kapal yang bersandar di Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat dan Dompu.

"Mungkin semen yang dibongkar di Badas itu belum diedarkan oleh distributor sehingga masih ada kelangkaan," ujarnya.