BAYI KEMBAR SIAM DI NTB DIOBSERVASI

id

          Mataram, 11/5 (ANTARA) - Sebanyak enam dokter ahli dari Surabaya akan mengobservasi kondisi bayi kembar siam dempet perut yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak 18 Maret 2009 sebelum dilakukan tindakan medis lebih lanjut.

         "Setelah hampir dua bulan menjalani rawat inap di ruang perawatan inkubator RSUD Mataram, bayi kembar siam asal Desa Peneda Gandor, Kecamatan Labuan Haji, Lombok Timur (Lotim) akan segera diobservasi," kata Humas RSUD Mataram, Rudi Syarif Iskandar, di Mataram, Senin.

         Bayi kembar siam masing-masing bernama Muhammad Faras M dan Muhammad Naofal itu lahir pada 17 Maret 2009, dengan semua organ tubuh yang lengkap.

         Ia mengatakan, pihaknya sudah memastikan bahwa besok (12/5) sebanyak enam dokter ahli akan datang dari Surabaya guna melakukan observasi atau pemeriksaan terhadap bayi kembar siam putra dari pasangan Ahmad dan Baiq Widiawati tersebut.

         Keputusan untuk melakukan tindakan medis selanjutnya terhadap bayi kembar siam itu akan diputuskan berdasarkan hasil observasi oleh tim dokter yang melakukan pemeriksaan.

         "Jika operasi pemisahan bisa dilakukan di RSUD Mataram, maka kemungkinan Rabu (13/5) nanti akan segera dilakukan operasi, namun jika tidak kemungkinan akan dibawa ke Surabaya," ujarnya.

         Ia mengatakan, pihaknya akan memutuskan dengan pertimbangan yang betul-betul matang sebelum mengambil keputusan terkait tindakan medis yang akan dilakukan terhadap bayi tersebut.

         Sementara itu, kondisi kesehatan bayi kembar siam itu terlihat cukup membaik. Kedua bayi tersebut saat ini sudah tidak lagi menggunakan tabung oksigen sebagai alat bantu pernafasan.

         Baiq Widiawati, ibu dari bayi kembar siam itu berharap anaknya segera dioperasi agar bayinya bisa segera pulih dan normal.

         "Ada beban dan perasaan kami sebagai orang tua yang belum tenang jika belum dioperasi karena sudah 56 hari mereka dirawat di ruang perawatan inkubator," ujarnya.

         Widiawati mengaku sudah cukup lelah dan kerepotan dengan kondisi bayinya tersebut, namun itu harus tetap dijalani dengan penuh kesabaran demi keselamatan anak pertamanya.

         Pihak orang tua bayi kembar siam itu memperoleh bantuan biaya operasi pemisahan dari para donatur sebesar Rp7.468.000, sedangkan biaya perawatan selama di RSUD Mataram digratiskan.(*)