Lombok Utara (Antara NTB) - Puluhan hektare lahan padi di Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, gagal panen karena serangan ulat yang memakan batang padi.
Menurut Suhaili (50), salah seorang petani asal Desa Lekok, Kecamatan Gangga, serangan hama ulat yang terjadi pada musim tanam tergolong cukup ganas, sehingga menyebabkan hasil panen yang seharusnya bisa mencapai tujuh ton per hektare, hanya menjadi satu ton per hektare.
"Bahkan, sebagian petani mengaku tidak bisa panen sama sekali. Baru kali ini ada serangan hama ulat yang menyerang batang padi," katanya.
Hal senada disampaikan Zulhakim. Pria 54 tahun ini mengaku mengalami kerugian jutaan rupiah akibat gagal panen.
"Saya tidak mampu mengembalikan biaya mengolah lahan serta biaya pupuk dan obat-obatan," kata Zulhakim yang dibenarkan Amak Ateng, petani lainnya di Desa Lekok.
Penyuluh pertanian di Kecamatan Gangga, Ihsan membenarkan adanya serangan hama ulat yang menyerang tanaman padi.
Ia juga mengakui adanya petani di derahnya yang mengalami gagal panen. Untuk itu, Ihsan mengingatkan petani untuk lebih waspada dan teliti ketika "malai" padi sudah mulai berisi hingga masa panen tiba.
"Serangan hama terjadi saat `malai` padi mulai berisi hingga panen. Saya pun mengalami hal serupa dengan petani lain, yakni tanaman padi saya juga diserang ulat," katanya.
Pengamat pertanian dari Universitas Mataram Prof Suwarji, menjelaskan serangan hama ulat seperti itu disebabkan kondisi tanah di Lombok Utara yang sudah mengalami degradasi. Artinya, kualitas tanah sudah mengalami penurunan.
"Turunnya kualitas tanah ini disebabkan turunnya kandungan silika tanah di sekitar Lombok Utara pada khususnya dan NTB pada umumnya," kata Suwarji usai mempraktikkan penggunaan pupuk bersilika di Desa Lekok.
Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan penelitian terhadap kualitas tanah dari Kecamatan Pemenang sampai Bayan, Lombok Utara. Hasilnya, kualitas sebagian besar lahan pertanian di daerah itu mengalami penurunan.
Untuk itu, dosen senior ini menyarankan agar para petani mulai memikirkan untuk mulai menggunakan pupuk berimbang yang mengandung silika. ***3***
(T.KR-WLD/B/E005/E005) 18-05-2015 17:57:38
Berita Terkait
DKP NTB mengajak warga bercocok tanam manfaatkan pekarangan saat COVID-19
Rabu, 29 April 2020 0:40
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21