Ntb tawarkan potensi samota kepada pengusaha kaltim

id Samota NTB

"Samota merupakan kawasan unik karena memiliki potensi kelautan perikanan, perkebunan serta pengembangan pariwisata"
Lombok Barat, (Antara NTB) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menawarkan potensi investasi pengembangan kawasan perairan Teluk Salek, Pulau Moyo dan Gunung Tambora atau yang disebut Samota, di Pulau Sumbawa, kepada para pengusaha Kalimantan Timur.

"Samota merupakan kawasan yang unik karena memiliki potensi kelautan dan perikanan, perkebunan serta pengembangan pariwisata," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPM-PT) Nusa Tenggara Barat (NTB) Ridwansyah di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Rabu.

Kawasan Samota, kata dia, ibarat akuarium raksasa karena perairan laut yang dikelilingi Teluk Salek, Pulau Moyo, dan Gunung Tambora.

Kawasan Samota berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu dan Bima. Daerah ini cocok untuk pengembangan minapolitan, pariwisata dan pertanian.

Ridwansyah menuturkan Pulau Moyo merupakan salah satu obyek wisata yang eksotik. Bahkan, mendiang Putri Diana dari Inggris, pernah berkunjung ke daerah itu untuk menikmati liburan.

"Pemerintah daerah sudah membangun jembatan dan pelabuhan koneksi ke Pulau Moyo, Pulau Satonda dan Calabai," ujar Ridwansyah ketika memaparkan potensi Samota di hadapan para pengusaha Kalimantan Timur (Kaltim).

Hadir juga pada temu potensi investasi tersebut Bupati Berau, Kaltim, H Makmur HAPK, Kepala Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim Diddy Rusdiansyah, serta sejumlah anggota DPRD Kabupaten Berau.

Ridwansyah memaparkan Pulau Moyo dikembangkan untuk wisata bahari seperti "diving", "snorkeling", "hunting area", "camping ground", agrowisata dan pacuan kuda.

Sementara Gunung Tambora diarahkan untuk pendakian, geowisata dan agrowisata.

Sedangkan Teluk Saleh, kata dia, dikembangkan sebagai kawasan agribisnis, minapolitan, budi daya rumput laut, udang dan kerapu, dan tambak serta wisata bahari.

Potensi areal dan produksi perikanan tangkap mencapai 2.400 ton/tahun, potensi tambak 8.600 hektare (ha), budi daya rumput laut 9.000 ha, ikan bersirip 980 ha dan mutiara 740 ha.

Niai produksi total per tahun mencapai Rp11,608 triliun, terdiri atas rumput laut Rp2,6 triliun, udang Rp5,16 triliun, ikan kerapu dan lainnya Rp2,8 triliun dan perikanan tangkap Rp48 miliar.

Potensi serapan tenaga kerja dari pengembangan sektor pariwisata dan pendukungnya di kawasan Samota bisa mencapai 14.935 orang dan ketahanan pangan 70.584 orang.

"Nilai ekonomi ini dihitung oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri. Begitu besar potensi ekonomi Samota, makanya tidak heran Sumbawa ingin menjadi provinsi lepas dari NTB," ujar Ridwansyah berkelakar.

Ia berharap para pengusaha dari Kaltim bisa mengambil peran dalam pengembangan kawasan Samota, dalam koridor bisnis yang bisa saling menguntungkan kedua daerah. (*)