Dua negara tertarik potensi kilang minyak Lombok

id Kilang Minyak

"Kilang minyak itu bagian yang saling mendukung dengan keberadaan `Global Hub` atau Bandar Internasional di Kabupaten Lombok Utara"
Mataram (Antara NTB) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Nusa Tenggara Barat Ridwansyah, mengatakan Rusia dan Tiongkok tertarik dengan potensi kilang minyak di perairan laut Kabupaten Lombok Utara.

"Kilang minyak itu bagian yang saling mendukung dengan keberadaan `Global Hub` atau Bandar Internasional di Kabupaten Lombok Utara," kata Ridwansyah, di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan investor dari dua negara itu sudah menjadwalkan kunjungan ke lokasi yang memiliki potensi kilang minyak tersebut, namun ditunda.

Meskipun demikian, pihaknya sudah menjadwalkan ulang rencana kunjungan investor dari Tiongkok dan Rusia, dalam waktu dekat ini.

"Rencananya nanti investor itu akan datang bersama anggota DPR RI yang membidangi masalah pertambangan dan perminyakan, yakni Kurtubi, sekaligus melihat Global Hub" ujarnya.

Menurut dia, sebenarnya beberapa investor dari Eropa dan Asia tertarik dengan potensi kilang minyak yang menjadi bagian dari Bandar Internasional di Lombok Utara, namun yang benar-benar menunjukkan komitmennya saat ini baru investor Rusia dan Tiongkok.

"Banyak investor yang datang mau melihat dan itu sah-sah saja karena belum ada yang punya. Itu juga bukan punya pemerintah, kami hanya menawarkan ada potensi kilang minyak," ucap Ridwansyah.

Pada prinsipnya, sambung Ridwansyah, investor selalu tertarik untuk berinvestasi, namun mereka tentu harus melihat secara detail seperti apa potensi bisnis yang mau digarap, termasuk potensi kilang minyak di Lombok Utara.

"Sama dengan orang meminang perempuan. Kenal dulu, siapa orang tuanya, berapa maharnya, cocok atau tidak. Jadi proses lama, tidak begitu datang langsung jadi," ujarnya.

Yang jelas, kata dia, potensi kemaritiman di Lombok Utara, baik itu kilang minyak, bandar internasional dan galangan kapal sudah ditawarkan ke investor di luar negeri melalui kedutaan besar, konsulat jenderal atau perwakilan mereka.

"Sekarang ini mereka berencana ke lapangan melihat potensi yang ditawarkan. Tugas kami menyiapkan perencanaan dan konsepnya," kata Ridwansyah. (*)