Sumbawa Barat Targetkan Optimalisasi Irigasi Tuntas 2015

id Sumbawa Barat

"Ini bukan karena airnya yang kurang, tetapi pintu air, bendungan dan jaringan irigasinya yang rusak,"
Sumbawa Barat (Antara NTB) - Penjabat Bupati Sumbawa Barat, H Abdul Hakim menargetkan optimalisasi fungsi perbaikan bendungan dan jaringan irigasi di daerah itu, tuntas dalam bulan ini sebagai langkah antisipasi kekeringan dan kekurangan air pada musim tanam ketiga.

"Ini bukan karena airnya yang kurang, tetapi pintu air, bendungan dan jaringan irigasinya yang rusak," kata Abdul Hakim di Taliwang, Jumat.

Menurut dia, penyebab kesulitan air yang dialami petani di sejumlah wilayah, lantaran sejumlah bendungan dan jaringan irigasi di daerah itu banyak yang rusak dan tertimbun sedimen. Alhasil, tingginya sedimentasi menyebabkan kapasitas bendungan tidak bisa menjadi maksimal menampung air.

"Kita sudah menerjunkan alat berat untuk melakukan pengerukan sedimentasi bendungan, serta memperbaiki jaringan irigasi dan pintu air yang rusak," ungkapnya.

Selain memaksimalkan kinerja dinas terkait, untuk perbaikan dan pengerukan sedimentasi itu, bupati juga mengaku mengajak serta mitra pemda untuk berkontribusi, sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam mengawal proses pembangunan di daerah.

"Untuk pengerukan sedimen kita tidak gunakan APBD. Karena APBD digunakan hanya untuk perbaikan pintu air," ujarnya.

Kata dia, saat ini pengerjaan pengerukan sedimentasi di beberapa bendungan sedang berlangsung, bahkan ada yang sudah tuntas pengerjaannya, seperti di bendungan Kalimantong 1 dan 2 sudah selesai. Selanjutnya bendungan Tiu Bulu karena kerusakannya cukup parah, diperkirakan bisa diselesaikan dalam bulan ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Perkebunan dan Pertanian Sumbawa Barat, Sumbawanto, mengakui kemarau panjang telah menyebabkan 90 hektar lahan tanaman padi dan jagung di Sumbawa Barat mengalami puso atau gagal panen.

"Untuk tanaman padi 11 hektare, sisanya tanaman jagung. Tetapi dampak kekeringan di KSB yang paling rendah karena semua pompa-pompa kita tempatkan di posko. Jadi masyarakat yang membutuhkan bisa langsung memakai dan bahan bakarnya ditanggung pemerintah," jelasnya.

Dia menjelaskan, untuk musim tanam ketiga ini, terdapat seluas 3.000 hektare yang telah ditanami. Menurutnya, hasil inspeksi penjabat bupati telah disepakati bahwa seluruh bendungan yang ada akan dikeruk dan kerusakan pintu air dan jaringan irigasi akan diperbaiki untuk memastikan 3.000 hektar lahan tersebut dapat terairi dengan baik.

"Langkah ini merupakan upaya untuk memaksimalkan produksi kedelai sesuai uang ditargetkan," tandas Sumbawanto. (*)