Organda Usulkan Penghapusan Subsidi Tarif Angkot Pelajar

id Tarif Angkot

"Usulan penghapusan subsidi tarif angkutan kota (angkot) pelajar sebesar Rp1.400 per orang itu sudah kami usulkan ke pemerintah kota dalam hal ini Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Mataram,"
Mataram (Antara NTB)- Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengusulkan penghapusan subsidi tarif angkutan kota bagi pelajar, karena pelajar dinilai sudah tidak layak diberikan subsidi.

"Usulan penghapusan subsidi tarif angkutan kota (angkot) pelajar sebesar Rp1.400 per orang itu sudah kami usulkan ke pemerintah kota dalam hal ini Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Mataram," kata Ketua Organda Kota Mataram Suratman Hadi di Mataram, Jumat.

Tarif angkot yang berlaku saat ini untuk sekali jalan dengan rute Bertais-Ampenan sebesar Rp5.000 per penumpang umum, sedangkan untuk pelajar Rp3.600 per penumpang. Artinya, pelajar mendapat subsidi Rp1.400 per penumpang.

Menurut dia, usulan penghapusan subsidi tarif angkot bagi pelajar itu dilakukan dengan pertimbangan, pelajar saat ini sudah banyak mendapatkan program bantuan dan subsidi pendidikan dari pemerintah.

Program dan subsisi pendidikan dari pemerintah itu antara lain, sebutnya, bantuan operasional sekolah, bantuan siswa miskin, dan bantuan melalui kartu Indonesia pintar.

"Atas alasan itulah, kami mengusulkan agar subsidi tarif angkot bagi pelajar tersebut dihapus," ujarnya.

Menurutnya, usulan penghapusan subsidi tarif angkot bagi pelajar itu mencuat ketika pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal Januari 2016, dan Organda diminta untuk menyesuaikan tarif angkutan.

Namun demikian, jika Organda melakukan penyesuaian tarif angkutan dengan penurunan harga BBM, maka subsidi tarif angkot bagi pelajar harus dihapus.

Pasalnya, kata Suratman, meskipun harga BBM turun, tetapi harga berbagai onderdil masih tinggi, sehingga biaya operasional pemeliharaan kendaraan pun tetap tinggi.

Apalagi, angkot di Mataram saat ini sudah menerapkan langsung jalan meskipun tempat duduk yang tersedia belum penuh, dan siap mengantar penumpang hingga ke depan rumah.

"Akan tetapi, setelah kita melakukan komunikasi dan negosiasi, pemerintah kota akhirnya mengizinkan tarif angkot tidak disesuaikan dan pelajar tetap mendapat subsidi angkutan," katanya. (*)