BPS: IPM NTB bertahan di posisi 30

id IPM NTB

BPS: IPM NTB bertahan di posisi 30

Ilustrasi - Warga lanjut usia mengikuti ujian paket A setara SD. (1)

"IPM NTB pada 2015 masih dalam kelompok `sedang`, masih sama dengan 2014"
Mataram (Antara NTB) - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat merilis posisi indeks pembangunan NTB masih berada pada posisi 30 dari 34 provinsi di Indonesia meskipun percepatan pertumbuhannya paling tinggi pada 2015.

"IPM NTB pada 2015 masih dalam kelompok `sedang`, masih sama dengan 2014, namun pertumbuhannya tertinggi di antara provinsi lain," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) Wahyudin di Mataram, Rabu.

Dampak dari percepatan pertumbuhan IPM tertinggi di Indonesia, kata dia, NTB masuk dalam kategori "top mover" pada 2015, diikuti Provinsi Jawa Timur dan Sulawesi Barat.

Capaian pembangunan manusia NTB pada 2015 yang diukur dengan IPM sebesar 65,18 persen atau tumbuh sebesar 1,36 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 64,31 persen.

Pertumbuhan IPM NTB berada di atas pertumbuhan nasional sebesar 0,94 persen.

Menurut Wahyudin, penyebab posisi IPM NTB belum bergerak dari urutan 30 karena provinsi lain juga memacu pertumbuhan IPM-nya.

"Makanya tidak terlalu jauh perbedaan pertumbuhan IPM antarprovinsi pada 2015," ujarnya.

Ia mengatakan, rangking bukan satu-satunya ukuran melihat kemajuan pembangunan manusia di suatu daerah.

Kemajuan pembangunan manusia dapat dilihat dari kecepatan IPM yang menggambarkan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pembangunan manusia dalam suatu periode.

Selain itu, status IPM yang menggambarkan level pencapaian pembangunan manusia dalam suatu periode.

Selama periode 2014-2015, kata Wahyudin, seluruh komponen pembentuk IPM NTB mengalami peningkatan. Mulai dari bayi yang baru lahir memiliki peluang hidup hingga 68,38 tahun, meningkat 9,48 tahun (5,8 bulan) dibandingkan tahun sebelumnya.

Komponen lainnya adalah anak-anak usia tujuh tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,04 tahun, meningkat 0,33 tahun (4 bulan) dibandingkan pada 2014.

Selain itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 6,71 tahun atau setara kelas VII sekolah lanjutan tingkat pertama. Angka itu meningkat 0,04 tahun dibandingkan 2014.

Komponen terakhir yang mengalami peningkatan adalah pengeluaran per kapita (harga konstan 2012), masyarakat NTB telah mencapai Rp9,24 juta pada 2015, naik Rp254 ribu dibandingkan tahun 2014.

"Tapi pengeluaran per kapita masyarakat NTB masih di bawah nasional sebesar Rp10 juta," kata Wahyudin.  (*)