Polda NTB Pantau Daerah Asal Istri Santoso di Bima

id TERORISME SANTOSO

"Walaupun yang bersangkutan diketahui sudah sekian lama meninggalkan daerahnya, kita tetap lakukan monitoring,"
Mataram (Antara NTB) - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat memantau daerah asal Jumiatin Muslim alias Delima, istri pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia Timur, Santoso, yang diketahui berasal dari Kabupaten Bima.

"Walaupun yang bersangkutan diketahui sudah sekian lama meninggalkan daerahnya, kita tetap lakukan monitoring," kata Kabid Humas Polda NTB AKBP Tri Budi Pangastuti di Mataram, Senin.

Hal itu diungkapkannya setelah diketahui bahwa Umi Delima menyerahkan diri ke Satuan Petugas Operasi Tinombala. Umi Delima menyerahkan diri sesaat setelah tertangkap oleh tim alfa 17 Yonif 303 Kostrad di sebuah gubuk di wilayah Poso, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (23/7) lalu.

Terkait hal itu, kepolisian khususnya yang berada di Kabupaten Bima, telah diperintahkan untuk tetap melakukan pemantauan secara persuasif, khususnya di kampung asal perempuan berdarah "Mbojo" ini.

"Di sana kan ada peran babinkamtibmas yang bertugas sebagai `penyambung lidah` kami. Jadi untuk mencegah munculnya hal-hal yang dikhawatirkan, kita lebih mengedepankan pendekatan secara persuasif," ujarnya.

Namun kepolisian tidak terlalu mengkhawatirkan akan muncul niat buruk dari keluarga Umi Delima untuk melakukan pembalasan. Tri Budi mempercayai bahwa masyarakat Kabupaten Bima kini sudah berani bersama-sama menolak masuknya paham radikalisme ke wilayahnya.

Seperti upaya penolakan yang ditunjukan masyarakat beberapa waktu lalu menjelang HUT Kabupaten Bima ke-376, yakni adanya deklarasi anti paham radikalisme.

"Masyarakat dan pemerintah juga mendukung akan penolakan masuknya paham ini. Jadi kami rasa kondisi keamanan di wilayah Kabupaten Bima sudah bisa dikatakan baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi," katanya.

Dalam pencegahan ini, kepolisian juga telah berkomitmen dengan pemerintah dan seluruh pihak terkait untuk bersama-sama mencegah masuknya paham radikalisme di wilayah tersebut.

"Pola pendekatan tidak hanya dari kami saja, komitmen bersama juga sudah dilaksanakan oleh pemerintah," kata Tri Budi. (*)