Johan di Mataram, Selasa, menuturkan sebagai politikus harus sudah siap dan taat dengan segala konsekuensi yang akan dihadapi.
Termasuk, kata dia, untuk memutuskan mundur dari jabatannya sebagai anggota DPRD.
"Kalau peraturan sudah mengatakan mundur kita mundur. Jadi sebagai warga negara kita harus taat hukum," ujarnya.
Disinggung jika mencalonkan diri dalam pilkada gubernur dan wakil gubernur NTB 2018, secara tegas Johan mengatakan dirinya akan maju menjadi wakil gubernur.
"Kita berpikir realistis saja, kalau maju saya memilih wakil gubernur," ucap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD NTB itu.
Meski demikian, menurut politisi dari dapil Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat ini, persoalan kalah menang sesuatu hal yang biasa dalam politik. Bahkan, kalau pun nanti kalah lagi seperti saat maju di pilkada Gubernur NTB tahun 2013, dirinya juga merasa tidak takut.
"Saya ini sudah terbiasa kalah. Jadi buat apa takut kalah. Bagaimana bisa mau mencalonkan diri kalau takut kalah," katanya.
Lebih lanjut, Johan mengatakan terkait rencana pencalonannya itu, dirinya mengaku sudah berkomunikasi dengan Partai Golkar.
"Kalau komunikasi politik, baru Partai Golkar," katanya. (*)
