PLN NTB Masih Mempertahankan Mesin Pembangkit Sewa

id PLN NTB

PLN NTB Masih Mempertahankan Mesin Pembangkit Sewa

Mural terbaik dalam lomba mural memperingati Hari Listrik Nasional yang digelar PLN Wilayah NTB. (Foto ANTARA NTB/Awaludin)

"Kami akan menghentikan kontrak mesin sewa apabila kondisi daya dukung untuk sistem Lombok, Sumbawa dan Bima, sudah mencapai 30 persen"
Mataram (Antara NTB) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Nusa Tenggara Barat masih mempertahankan mesin pembangkit sewa dalam rangka menjaga keandalan listrik di provinsi tersebut.

"Kami akan menghentikan kontrak mesin sewa apabila kondisi daya dukung untuk sistem Lombok, Sumbawa dan Bima, sudah mencapai 30 persen," kata Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah NTB Fitriah Adriana, di Mataram, Minggu.

Ia menyebutkan, dari 245,35 megawatt daya mampu pasok energi listrik untuk sistem Lombok, sebesar 60 persen dihasilkan dari mesin pembangkit sewa. Sisanya dari mesin pembangkit milik PLN sebesar 37 persen dan dari mesin pembangkit Independent Power Producer (IPP) 3 persen.

Begitu juga dengan daya mampu pasok energi listrik untuk sistem Sumbawa yang mencapai 56,45 megawatt, sebesar 63 persen diperoleh dari mesin sewa, sisanya sebesar 37 persen dari mesin pembangkit milik PLN.

Fitriah menambahkan, daya mampu pasok energi listrik untuk sistem Bima mencapai 57,45 megawatt, sebesar 70 persen dihasilkan dari mesin pembangkit sewa dan 30 persen dari mesin pembangkit milik PLN.

"Mesin pembangkit sewa yang ada tetap kami kontrak, tapi order jumlah daya disesuaikan dengan kebutuhan," ujarnya.

Menurut dia, jika proyek mesin pembangkit milik PLN sudah terbangun semua hingga 2019, maka pemanfaatan mesin pembangkit sewa akan dikurangi secara bertahap.

PLN membangun sejumlah pembangkit listrik di NTB, dengan total daya mampu pasok sebesar 500 megawatt.

Pembangunan sejumlah pembangkit tersebut merupakan bagian dari proyek kelistrikan 35 ribu megawatt yang sudah diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.

Proyek tersebut merupakan salah satu program unggulan pemerintah dalam rangka mencapai salah satu sasaran Nawa Cita, yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis khususnya kedaulatan energi.

Fitriah menyebutkan, ada enam pembangkit listrik yang dibangun mulai tahun 2015 hingga 2019, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Lombok Peaker, di Kota Mataram, dengan daya mampu sebesar 150 megawatt. PLTGU itu rencananya akan beroperasi pada 2018.

Selain itu, pembangkit listrik Mobil Power Plant, di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat, dengan kapasitas 50 megawatt. Pembangkit tersebut sudah beroperasi pada 2016.

Ada juga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lombok 2 dengan daya dihasilkan sebesar 2 x 50 MW dan PLTU Lombok FPP 2 dengan daya sebesar 2 x 50 MW. Keduanya dibangun di Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur, dan akan beroperasi pada 2019.

Sementara untuk wilayah Kabupaten Sumbawa, akan dibangun Pusat Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan daya dihasilkan sebesar 50 megawatt. Lokasi pembangunan direncanakan di Kecamatan Labuhan Badas, dan rencananya beroperasi pada 2018.

"Kami juga akan membangun PLTMG di Bonto, Bima, dengan daya dihasilkan sebesar 50 megawatt dan rencananya beroperasi pada 2018," kata Fitriah. (*)