NTB Miliki Cadangan 18.000 Ton Urea Bersubsidi

id PUPUK UREA

NTB Miliki Cadangan 18.000 Ton Urea Bersubsidi

"Jatah pupuk urea bersubsidi cadangan tersebut akan didistribusikan jika kuota tahun ini sudah tersalurkan sebesar 75-80 persen"
Mataram (Antara NTB) - Kementerian Pertanian mengalokasikan pupuk urea bersubsidi untuk cadangan sebanyak 18.000 ton yang akan didistribusikan oleh PT Pupuk Kaltim kepada petani di Nusa Tenggara Barat ketika kuota pada tahun 2017 sudah hampir habis.

"Jatah pupuk urea bersubsidi cadangan tersebut akan didistribusikan jika kuota tahun ini sudah tersalurkan sebesar 75-80 persen," kata Kepala Bagian Pemasaran Pupuk Kaltim Wilayah NTB Rachmansyah di Mataram, Senin.

Ia menyebutkan jumlah kuota pupuk urea bersubsidi untuk NTB pada tahun 2017 yang disetujui oleh Kementerian Pertanian sebanyak 125.000 ton.

Jumlah tersebut di bawah realisasi penyaluran pada tahun 2016 sebanyak 139.495 ton kepada petani pada 10 kabupaten/kota di NTB.

"Jadi mungkin melihat realisasi penyaluran tahun lalu, makanya ada alokasi pupuk urea bersubsidi cadangan sebanyak 18.000 ton," ujarnya.

Rachmansyah juga menyebutkan jumlah pupuk urea bersubsidi yang sudah disalurkan sejak Januari hingga 21 Mei 2017 mencapai 64.226 ton atau 60 persen dari kuota sebanyak 125.000 ton.

Sementara persediaan yang tersebar pada gudang-gudang penyimpanan Pupuk Kaltim meliputi di Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa, sebanyak 43.289 ton. Stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga Oktober 2017.

Dengan stok yang mencukupi, menurut dia petani di NTB, tidak perlu khawatir. Kalau pun terjadi peningkatan kebutuhan, pihaknya siap untuk mendistribusikan pupuk urea bersubsidi cadangan tersebut.

"Penyaluran pupuk bersubsidi cadangan itu tinggal kami koordinasikan dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB," ucapnya.

Pupuk Kaltim selaku BUMN yang diberikan tanggung jawab mendistribusikan pupuk urea bersubsidi di NTB, terus menjaga ketahanan stok sehingga tidak terjadi kelangkaan terutama pada saat musim tanam.

Saat ini, kata Rachmansyah pihaknya sedang menunggu kedatangan tiga kapal yang membawa 10.000 ton pupuk urea yang akan dibongkar di Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa satu kapal. Selain itu, di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat dua kapal.

"Stok urea tetap terjaga. Itu juga untuk antisipasi permintaan meningkat menjelang musim tanam tembakau tahun ini," katanya. (*)