Bulog NTB Beli 59.079 Ton Beras Petani

id Bulog NTB

Bulog NTB Beli 59.079 Ton Beras Petani

Stok beras sejahtera yang tersimpan di gudang Bulog Divre NTB, dengan mengacu pada standar kualitas. (Foto ANTARA NTB/ist)

"Kami juga bersama Tim Sergap, TNI, Dinas Pertanian dan Perkebunan, serta Dinas Ketahanan Pangan, terus berupaya mengoptimalkan pengadaan"
Mataram (Antara NTB) - Perum Badan Urusan Logistik Nusa Tenggara Barat sudah merealisasikan pembelian beras produksi petani sebanyak 59.079 ton hingga 23 Mei 2017 atau mencapai 32,03 persen dari target sebesar 184.000 ton.

"Realisasi pengadaan beras di NTB, sudah di atas rata-rata nasional yang baru mencapai 29,13 persen," kata Pelaksana tugas Kepala Divisi Regional (Divre) Badan Urusan Logistik (Bulog) NTB Syaifuddin, di Mataram, Jumat.

Bulog Divre NTB, kata dia, menduduki peringkat kelima realisasi pengadaan terbesar dari 34 provinsi di Indonesia, yaitu setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan.

Jumlah stok beras yang ada di gudang Pulau Lombok, dan Pulau Sumbawa, hingga 23 Mei 2017 sebanyak 67.266 ton karena masih ada sisi pengadaan tahun 2016.

Menurut Syaifuddin, stok yang dikuasai saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 4,8 juta masyarakat 10 kabupaten/kota di NTB, selama 9,2 bulan atau hingga Januari 2018.

"Jadi meskipun realisasi pengadaan belum 100 persen tahun ini, bukan berarti stok beras di gudang tidak berlebih, tapi sudah bisa untuk kebutuhan hingga tahun depan," ujarnya.

Ia mengatakan, stok beras akan terus bertambah karena proses pengadaan masih terus berlangsung. Sejumlah sentra produksi, terutama di Pulau Sumbawa bagian timur, masih berlangsung.

Harga pembelian gabah kering panen di tingkat petani saat ini berkisar antara Rp4.000 hingga Rp4.300 per kilogram (kg).

Bulog Divre NTB juga mengimbau sebanyak 112 mitra kerja pengadaan untuk bekerja sama dan lebih teliti dalam menyetor gabah/beras supaya sesuai persyaratan kualitas. Dengan begitu tidak terjadi lagi keluhan-keluhan kualitas pada saat penyaluran beras kepada masyarakat.

"Kami juga bersama Tim Sergap, TNI, Dinas Pertanian dan Perkebunan, serta Dinas Ketahanan Pangan, terus berupaya mengoptimalkan pengadaan," kata Syaifuddin. (*)