Pupuk Kaltim Menjamin Ketersediaan Urea di NTB

id Pupuk Urea

Pupuk Kaltim Menjamin Ketersediaan Urea di NTB

Kepala Kantor Pemasaran PT Pupuk Kaltim Wilayah NTB Rachmansyah Ka`bah. (Foto ANTARA NTB/ist)

"Pengadaan masih terus berjalan. Ada tiga kapal yang akan segera sandar di Pelabuhan Lembar dengan total muatan urea sebanyak 13.250 ton"
Oleh Awaludin

Mataram (Antara NTB) - Perseroan Terbatas Pupuk Kaltim menjamin ketersediaan pupuk jenis urea untuk memenuhi kebutuhan petani di Nusa Tenggara Barat, terutama menjelang musim tanam padi yang diperkirakan pada Oktober 2017.

Kepala Kantor Pemasaran PT Pupuk Kaltim Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) Rachmansyah Ka`bah, di Mataram, Kamis, menyebutkan stok pupuk urea yang tersedia saat ini sebanyak 47.147 ton yang tersebar di 10 kabupaten/kota.

"Pengadaan masih terus berjalan. Ada tiga kapal yang akan segera sandar di Pelabuhan Lembar dengan total muatan urea sebanyak 13.250 ton," katanya.

Ia menyebutkan kuota pupuk urea bersubsidi untuk NTB pada 2017 sebanyak 125.000 ton. Sementara yang sudah terealiasi sebanyak 90.038 ton atau sebesar 72,03 persen.

Dari 10 kabupaten/kota di NTB, ada tujuh kabupaten/kota yang realiasi penyaluran urea bersubsidi di atas 70 persen, sedangkan tiga lainnya di bawah 70 persen.

Rachmansyah menambahkan Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB sudah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan realokasi pupuk urea bersubsidi jatah Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, dan Sumbawa. Hal itu dilakukan karena realiasinya penyalurannya di bawah 70 persen.

"Itu adalah salah satu strategi Pemerintah Provinsi NTB agar realisasi penyaluran urea bersubsidi di seluruh kabupaten/kota merata dan untuk memenuhi kebutuhan mendesak di kabupaten yang realisasinya relatif tinggi," ujarnya.

Menurut dia, dengan sudah tersalurkannya pupuk urea bersubsidi sebanyak 90.038 ton, maka sisa kuota untuk NTB per 10 Agustus 2017 sebanyak 34.961 ton.

Sementara total kebutuhan para petani pada Agustus hingga Desember 2017 sebanyak 53.546 ton dengan rincian pada Agustus sebanyak 7.760 ton, September 5.450 ton, Oktober 9.517 ton, November 12.854 ton dan Desember 17.960 ton.

"Ada potensi kekurangan jatah pupuk urea bersubsidi sebanyak 18.585 ton," katanya menyebutkan.

Meskipun demikian, kata Rachmansyah, petani tidak perlu panik karena Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB sudah memiliki beberapa strategi. Salah satunya melakukan realokasi jatah pupuk urea bersubsidi antarkabupaten.

Pemerintah Provinsi NTB juga sudah mengajukan permohonan tambahan ke pemerintah pusat.

Menurut dia, Kementerian Pertanian bisa memberikan tambahan kuota urea bersubsidi melalui realokasi antarprovinsi dengan mempertimbangkan kebutuhan yang relatif tinggi dan mendesak.

Hal itu sudah pernah dilakukan pada 2016, di mana NTB mendapat jatah tambahan kuota bersubsidi sebanyak tiga kali dengan total mencapai 139.495 ton.

"Pemerintah pusat bisa menambah jatah untuk NTB dan bisa juga tidak. Tergantung dari anggaran yang tersedia di pemerintah pusat," katanya. (*)