Pemuda Lombok Berikrar Lestarikan Hutan Mangrove

id Kemah Mangrove

Pemuda Lombok Berikrar Lestarikan Hutan Mangrove

Para pemuda Lombok menandatangi deklarasi menjaga kelestarian hutan mangrove. (ANTARA NTB/ist)

"Kemah Mangrove ini juga bertujuan mengkampanyekan gerakan cinta lingkungan, cinta laut, cinta pesisir, dan cinta mangrove"
Lombok Barat (Antara NTB) - Ratusan pemuda Lombok, Nusa Tenggara Barat, dari berbagai unsur membacakan ikrar untuk melestarikan kawasan hutan mangrove sebagai tumbuhan laut yang berfungsi mencegah abrasi dan sebagai salah satu sumber ekonomi masyarakat.

Pembacaan ikrar dan penandatanganan deklarasi sebagai rangkaian dari "Kemah Mangrove" memperingati Hari Sumpah Pemuda Tahun 2017 tersebut dilakukan di kawasan wisata mangrove Bagek Kembar, Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Minggu.

Kegiatan tersebut digelar oleh Kelompok Masyarakat Pengelola Ekowisata Mangrove (Pokmaslawisma) Bagek Kembar, dan difasilitasi oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sebagai lembaga pembina.

"Kegiatan yang digelar sejak 28-29 Oktober 2017 tersebut juga melibatkan relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Kota Mataram, Lembaga Amil Zakat DASI NTB, Gita Laut, dan Lembaga Generasi," kata Koordinator BPSPL Denpasar Wilayah Kerja NTB Barmawi.

Menurut dia, kegiatan "Kemah Mangrove" dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda bertujuan untuk menyegarkan kembali semangat-semangat kepemudaan yang sangat dibutuhkan dalam perjalanan bangsa Indonesia kini dan masa depan.

Selain itu, menumbuhkan kecintaan kepada Indonesia dengan segala kekayaan alam dan budayanya, memberikan sarana/wahana rekreasi bagi para pemuda (keluarga) yang ramah lingkungan.

"Tujuan lainnya adalah mengkampanyekan gerakan cinta lingkungan, cinta laut, cinta pesisir, dan cinta mangrove," ujarnya.

Bentuk kegiatan yang dilakukan, kata Barmawi, yaitu nonton bareng film dokumenter tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia, obrolan santai tapi serius khas pemuda dengan tema peran pemuda dalam pembangunan Indonesia.

Selain itu, aksi bersih pantai dari sampah plastik, serta aksi menanam mangrove di lahan tambak "silvofishery" salah satu bidang usaha Pokmaslawisma Bagek Kembar.

Berbagai kegiatan tersebut diperuntukkan bagi umum (minimal usia 18 tahun) atau keluarga.

"Tidak dipungut biaya, namun tidak menutup kemungkinan dukungan donasi untuk kegiatan adopsi mangrove yang dilakukan oleh Pokmaslawisma Bagek Kembar," ucapnya.

Adapun jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan oleh 100 peserta "Kemah Mangrove", mencapai 50 kilogram, di mana sebagian besar adalah jenis sampah plastik yang mengotori kawasan pesisir di sekitar hutan mangrove Bagek Kembar. (*)